Bisnis.com, JAKARTA — Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia atau Gaikindo menilai perkembangan daripada mobil listrik harus dibarengi oleh konsistensi pemerintah dalam mengembangkan ekosistem.
Ketua III Gaikindo, Rizwan Alamsjah mengatakan porsi pasar mobil listrik yang rendah memang belum cukup untuk mengangkat pasar otomotif. Adapun, teknologi internal combustion engine (ICE) dinilai masih sangat potensial.
Data Gaikindo menunjukkan penjualan mobil listrik mencapai 28.131 unit sepanjang Januari–Mei 2024, naik 66,39% dari 16.906 unit dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Jumlah tersebut sekitar 8,39% dari total wholesales pasar domestik yang mencapai 334.969 sepanjang Januari–Mei 2024.
Sementara bila berkaca pada 2013 lalu, penjualan mobil domestik mampu memecahkan rekor 1,22 juta (1.226.199) unit dalam satu tahun ketika produk low cost green car (LCGC) muncul untuk pertama kalinya.
Produk ramah lingkungan seperti mobil listrik juga disebut mampu memberikan dampak yang serupa. Namun, masih ada banyak hal yang perlu disiapkan dari sisi hulu ke hilir.
“Mobil listrik belum siap semuanya, tapi juga bukan hal mustahil terjadi seperti itu,” katanya, Rabu (16/6/2024).
Baca Juga
Menurutnya, pemerintah harus secara konsisten membangun infrastruktur, dan charging station secara konsisten.
Adapun, PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN mencatat hingga awal 2024 telah membangun 1.124 unit Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) yang tersebar di seluruh Indonesia.
Kemudian sejauh ini sudah ada 1.839 unit Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU), dan 9.558 Stasiun Pengisian Listrik Umum (SPLU).
Sebagai informasi data Gaikindo menunjukan penjualan mobil listrik secara wholesales mencapai 5.201 unit pada April 2024, naik 23,56% dari 4.209 unit dibandingkan April 2023 atau secara year-on-year (YoY).
Secara rinci, mobil berteknologi battery electric vehicle (BEV) mencapai 1.827 unit atau sekitar 35,12% dari total wholesales pada April 2024. Kemudian hybrid (HEV) sebanyak 3.367 unit sekitar 64,73%, sedangkan untuk plug-in hybrid (PHEV) hanya 7 unit atau 0,13%.
Dari data tersebut, pertumbuhan BEV terkerek hingga 17,58%, mobil berteknologi hibrida (HEV) sekitar 4,67%, dan PHEV 55,5%.