Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penjualan Mobil Terancam Gagal Capai Target di 2025, Ini Biang Keroknya!

Penjualan mobil di Indonesia diprediksi gagal mencapai target pada tahun ini. Apa saja faktor penyebabnya?
Pengunjung memadati ruang pamer kendaraan saat berlangsungnya acara Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2025 di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD, Serpong, Kabupaten Tangerang, Banten, Sabtu (2/8/2025). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Pengunjung memadati ruang pamer kendaraan saat berlangsungnya acara Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2025 di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD, Serpong, Kabupaten Tangerang, Banten, Sabtu (2/8/2025). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA – Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mengungkapkan risiko bahwa penjualan mobil domestik terancam gagal mencapai target, seiring dengan pertumbuhan kredit perbankan yang diproyeksi melambat hingga akhir 2025.

Ketua I Gaikindo Jongkie Sugiarto mengatakan, penyebab pertumbuhan kredit perbankan melambat karena daya beli masyarakat kian melemah, sehingga penjualan mobil juga ikut terdampak.

"Kalau penjualan mobil turun ya otomatis kreditnya tidak tersalurkan, konsekuensinya kan itu. Kan sekitar 60-70% dari penjualan mobil kita dari leasing atau kredit, jadi otomatis kalau volume turun sudah pasti kreditnya tidak naik,” ujar Jongkie kepada Bisnis, Jumat (22/8/2025).

Jongkie mengatakan, sebelumnya, Gaikindo mematok target penjualan mobil di angka 900.000 unit pada tahun ini. Hal itu berkaca dari capaian penjualan pada 2024 yang sebanyak 865.000 unit secara wholesales.

Kendati demikian, dia belum dapat memprediksi berapa angka penjualan mobil hingga akhir 2025, lantaran kondisi pasar otomotif domestik masih lesu. 

“Saya belum bisa bilang, karena target kita kan cukup tinggi tahun ini 900.000, karena tahun lalu kan 865.000. Tapi dilihat dari penjualan 6 bulan pertama 2025 kan hanya terjual 374.000. Jadi kita juga bilang wah ini kalau begini, bisa-bisa enggak tercapai,” katanya.

Meski begitu, Gaikindo masih berharap penjualan mobil nasional dapat mengalami pemulihan, seiring dengan gelaran pameran otomotif Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) di kota-kota besar, serta pameran Gaikindo Jakarta Auto Week (GJAW) 2025. 

Perlu dicatat, beberapa pameran otomotif yang akan datang yakni GIIAS Surabaya pada 27-31 Agustus 2025, GIIAS Semarang (24-28 September 2025), GIIAS Bandung (1-5 Oktober 2025), GIIAS Makassar (5-9 November 2025), dan GJAW 2025 (21-30 November 2025).

"Harapan kami dengan adanya pameran-pameran ini bisa menjadi stimulus untuk meningkatkan angka penjualan. Jadi, masyarakat daerah di luar Jakarta yang tidak berkesempatan melihat mobil di GIIAS Jakarta, bisa lihat di Semarang, Surabaya, Bandung, Makassar, ya mungkin ada sedikit kenaikan dampaknya,” pungkas Jongkie.

Adapun, sepanjang Januari-Juli 2025, total penjualan mobil wholesales sebanyak 435.390 unit, atau merosot 10,1% (year-on-year/YoY) dibandingkan periode yang sama pada 2024 sebanyak 484.250 unit.

Penjualan mobil secara ritel pun menyusut 10,8% menjadi 453.278 unit, dibandingkan pada 7 bulan pertama 2024 yang sebanyak 508.041 unit.

Pertumbuhan Kredit Melambat

Diberitakan sebelumnya, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (DK OJK) Mahendra Siregar menyebut pertumbuhan kredit perbankan pada 2025 diperkirakan bakal melambat atau mengalami moderasi menjadi sebesar 8,99% year-on-year (yoy). 

Pada rapat bersama Komisi XI DPR, Jumat (22/8/2025), Mahendra menyebut perubahan pada proyeksi pertumbuhan kredit tahun ini disebabkan oleh sejumlah faktor sehingga mendorong perubahan rencana bisnis bank yang diajukan pada Agustus 2025.

"Dari segi kinerja tadi menyebabkan perubahan dalam rencana bisnis bank yang diajukan bulan Agustus ini, dari semula kredit diproyeksikan dapat mencapai di atas 10% dalam revisi rencana bisnis bank yang dilakukan bulan ini, disampaikan bahwa pertumbuhan kredit akan mencapai hampir 9%," terangnya di ruang rapat Komisi XI DPR di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Jumat (22/8/2025).

Sementara itu, OJK turut memperkirakan pertumbuhan dana pihak ketiga atau DPK pada 2025 mencapai 9,95% yoy.

Sebagai perbandingan, jelas Mahendra, pertumbuhan kredit perbankan sampai dengan Juli 2025 baru mencapai 7,03%, sedangkan DPK 7%.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rizqi Rajendra
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro