Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah Jepang berencana untuk menggunakan pengisi daya atau charging station kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) dengan kapasitas lebih cepat di jalan raya demi mendorong persebaran ekosistem EV.
Dilansir dari Nikkei Asia pada Senin (7/8/2023), Kementerian Ekonomi, Perdagangan, dan Industri Jepang akan menetapkan standar fast charging hingga setidaknya 90 kilowatt pada 2030 untuk kendaraan listrik berbasis baterai, dan juga plug-in hybrid.
Sementara itu, pemerintah Jepang juga berencana menerapkan fast charging dengan kapasitas sekitar 150 kilowatt untuk jalur lalu lintas tinggi di daerah dan tempat-tempat lainnya yang memiliki permintaan tinggi.
Laporan dari Kementerian Ekonomi, Perdagangan, dan Industri Jepang menyebut rata-rata charging station yang ada memiliki kapasitas sekitar 40 kilowatt dengan rata-rata waktu pengisian daya mencapai 30 menit.
Pemerintah Jepang pun akan segera menyusun draf pedoman untuk mempersiapkan fast charging seiring adanya rencana untuk menggencarkan penjualan untuk kendaraan listrik murni maupun kendaraan listrik lainnya pada 2035.
Selain itu, Kementerian Ekonomi, Perdagangan, dan Industri Jepang bakal memberikan subsidi bagi operator charging station untuk meningkatkan kapasitas pengisian hingga 90 kilowatt.
Baca Juga
Draf yang akan disusun oleh pemerintah Jepang itu juga mewajibkan setiap charging station mampu memberikan daya tempuh hingga 70 kilometer untuk kendaraan listrik.
Pemerintah Jepang juga akan membahas mengenai metoda pembayaran untuk mengukur volume keluaran secara akurat sehingga harga yang ditetapkan untuk pengisian daya tidak berdasarkan pada waktu pengisian.
Jepang akan mempromosikan sistem pengukuran charging tersebut melalui subsidi dan beberapa cara lainnya. Kemudian Jepang juga akan meningkatkan jumlah aturan bayar sesuai pemakaian berdasarkan jumlah biaya aktual pada 2025.