Bisnis.com, JAKARTA – Setelah meluncurkan New Vios, PT Toyota Astra Motor (TAM) menyiapkan produk yang akan menambah portofolio sedan di Indonesia. Kali ini perusahaan menjanjikan produk yang benar-benar baru.
TAM masih merahasiakan sedan anyar yang akan didatangkan ke Indonesia. “Sebentar lagi. Pasti ada infonya dalam waktu dekat,” kata Executive General Manager TAM Fransiscus Soerjopranoto kepada Bisnis, Kamis (5/4/2018).
Selain produk yang benar-benar baru, Soerjo juga mengatakan akan meluncurkan penyegaran produk lama lainnya. Waktu masih menjadi rahasia perusahaan.
Saat ini Toyota mengisi segmen sedan di Tanah Air mulai dari kelas kurang dari 1.500 cc hingga 2.500 cc berbekal 3 produk. Pasar sedan TAM terbilang kuat pada kategori 1.501 cc hingga 2.500 cc, dengan Altis dan Camry. Keduanya menguasai pasar 32,95% pada tahun lalu di kelasnya.
Sedan entry level TAM, Vios mendapat kue pasar sebanyak 23,73% di kelasnya. Mobil ini berbagi konsumen dengan Honda City yang menguasai 32,57%.
Sementara itu pada dua bulan pertama tahun ini penjualan pabrik ke diler sedan Toyota tergerus 72,49% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, atau menjadi 189 unit. TAM tidak memasok Vios ke diler karena meluncurkan pembaruan awal pekan ini. Altis dan Camry masing-masing turun 38,06% dan 61,89%.
Baca Juga
Adapun satu kepercayaan diri TAM kembali berupaya memberikan stimulus produk ke pasar sedan adalah niat pemerintah harmonisasi Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM) kendaraan bermotor.
Padahal berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), tren negatif sedan sudah terjadi sejak 2014. Pada tahun lalu penjualan pabrik ke diler sedan sebanyak 9.139 unit atau anjlok 33,93% dibandingkan dengan 2016. Kontribusinya terhadap pasar domestik pun ikut turun dari 1,3% menjadi 0,85%.
Belum lagi ditambah dampak goncangan hebat pada perusahaan taksi konvensional yang harus bersaing dengan taksi dalam jaringan. Taksi konvensional menjadi satu tulang punggung penjualan sedan di Indonesia.
Soerjo menilai kontribusi sedan bisa mencapai 3% sampai 5% terhadap pasar domestik. “Bisa 3 tahun setelah harmonisasi pajak diimplementasikan,” katanya.
Dikonfrimasi terpisah, Ketua I Gaikindo Jongkie D. Sugiarto mengatakan bahwa sedan bisa menguasai 10%—15% dalam 5—10 tahun setelah harmonisasi PPnBM diberlakukan. “Memang perlu waktu, tergantung merek, desain, fitur, harga, dan harus hemat BBM,” katanya.
Seperti diberitakan sebelumnya pemerintah tengah menggodok rencana harmonisasi PPnBM kendaraan bermotor. Kementerian Perindustrian berharap, selain menguatkan pasar domestik, penyesuai pajak sedan juga akan berimbas kepada lokalisasi produk dan volume ekspor.
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 37/2017 yang masih berlaku saat ini mengatur PPnBM sedan atau station wagon berkubikasi mesin hingga 1.500 cc sebesar 30%, sedangkan kubikasi mesin 1.501 cc sampai dengan 3.000 cc 40%. Tarif pajak tertinggi, yakni 125% diberikan kepada sedan dengan kapasitas mesin di atas 3.001 cc.
Tarif pajak tersebut jauh berbeda dengan jenis kendaraan lain yang memiliki kubikasi mesin kurang dari 1.500 cc sampai dengan 2.500 cc. Kendaraan selain sedan itu dikenakan PPnBM sebesar 10%—20%.