Bisnis.com, JAKARTA — PT Isuzu Astra Motor Indonesia atau IAMI menyebut penyebaran bahan bakar biodiesel dengan campuran nabati 35% atau B35 masih terkendala penyebarannya yang tidak menyeluruh.
Business Operation & Strategy Division Head IAMI, Attias Asril mengatakan kualitas yang tidak merata tersebut meliputi campuran kadar air dalam bahan bakar, maupun adanya kontaminasi dari biodiesel.
"Bahan bakar murni ataupun biosolar akan sama-sama baik jika kualitasnya bisa terjaga dengan baik terutama dalam distribusinya," katanya kepada Bisnis, Kamis (23/5/2024).
Menurutnya, implementasi dari biodiesel perlu memperhatikan masa kadaluarsa dari bahan bakar yang kualitasnya rentan tergerus dalam kurun waktu relatif singkat.
Terlebih lagi sifat dari biodiesel yang menyerap air menjadi tantangan dalam implementasinya menjadi tantangan tersendiri lantaran adanya potensi menimbulkan karat pada komponen yang dilewati bahan bakar.
"Prinsipal Isuzu mendukung penuh biodiesel dengan melakukan research bersama untuk mencari kombinasi spesifikasi yang paling aman untuk kondisi biofuel di Indonesia," tuturnya.
Baca Juga
Sebagai informasi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menetapkan kuota penyaluran biodiesel B35, bauran Solar dengan 35% bahan bakar nabati (BBN) berbasis minyak sawit, sebesar 13,41 juta kiloliter (KL) untuk 2024.
Direktur Bioenergi Kementerian ESDM, Edi Wibowo mengatakan kuota itu ditetapkan berdasar pada keberhasilan penyaluran B35 sepanjang 2023.
"Alokasi penyaluran biodiesel 2024 sebesar 13,41 juta KL," kata Edi saat dikonfirmasi, Sabtu (6/1/2024).
Edi mengatakan realisasi penyaluran B35 sepanjang 2023 mencapai 12,15 juta KL. Menurut dia, program mandatori itu berjalan cukup baik sepanjang tahun lalu.
"Volume penyaluran biodiesel untuk B35 sampai dengan Desember 2023 sebesar 12,15 juta KL, tidak ada kendala yang signifikan," kata dia.