Bisnis.com, JAKARTA — Surplus neraca dagang otomotif tercatat mampu mencetak pertumbuhan sepanjang Januari-Maret 2024. Namun, pertumbuhan ini beriringan dengan nilai ekspor dan impor yang mengalami penurunan.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), neraca perdagangan kendaraan bermotor dengan kode HS 87 tercatat surplus US$584,05 juta atau setara Rp9,27 triliun (kurs jisdor Rp15.873 per 28 Maret 2024) sepanjang Januari-Maret 2024.
Angka tersebut menunjukkan adanya peningkatan hingga 494,54% dari US$98,23 juta atau Rp1,55 triliun pada periode yang sama tahun lalu atau secara year-on-year (YoY).
Nilai ekspor pada Januari-Maret 2024 tercatat mencapai US$2,57 miliar atau setara Rp40,89 triliun, turun 9,64% dari US$2,85 miliar atau Rp45,25 triliun.
Kemudian impor Januari-Maret 2024 tercatat mencapai US$1,99 miliar atau setara Rp15,75 triliun, turun dari US$2,75 miliar atau Rp43,69 triliun.
Ketua I Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia atau Gaikindo, Jongkie Sugiarto mengatakan neraca perdagangan sektor otomotif akan terus melaju kencang apabila ekspor semakin meningkat, dan impor bisa dikurangi.
Baca Juga
Harapannya, negara-negara daripada tujuan ekspor mengalami pertumbuhan perekonomian makro yang positif, sehingga surplus neraca dagang otomotif terjaga.
“Kami berharap negara-negara tujuan ekspor mengalami pertumbuhan ekonomi yang baik, dan berlangsung lama,” katanya kepada Bisnis, Kamis (18/5/2024).