Bisnis.com, JAKARTA — Citroen Indonesia menyebut sudah mendapatkan restu dari pemerintah terkait pembebasan bea masuk dan juga PPnBM impor mobil listrik secara utuh atau completely built up (CBU) seiring adanya Perpres 79/2023.
CEO Citroen Indonesia Tan Kim Piauw mengatakan merek dari PT Indomobil Sukses Internasional Tbk. (IMAS) sudah mendapatkan rekomendasi dari Kementerian Investasi untuk melakukan impor CBU.
“Kementerian sudah rekomendasi untuk bank garansi terkait impor CBU. Persyaratan pemerintah setiap mobil CBU wajib kami berikan bank garansi sebesar insentif pajak yang diberikan,” katanya di Jakarta, Selasa (2/4/2024).
Di satu sisi, dia juga menyebut pemerintah sejatinya memberikan kuota impor CBU bebas pajak untuk 4.800 unit mobil listrik Citroen. Namun, dirinya memastikan tidak akan melakukan importasi sebesar jumlah tersebut.
Hal ini lantaran Citroen Indonesia akan memulai fasilitas perakitannya pada 1 Juli 2024, sehingga tidak terlalu membutuhkan kuota impor CBU yang besar.
“Kalau Juli sudah bisa produksi kan tidak perlu sampai segitu banyak [impor]. Ini kan udah April,” katanya.
Baca Juga
Citroen sudah meluncurkan mobil listrik E-C3 yang harganya dipatok sebesar Rp377 juta. Ditenagai motor listrik Permanent Magnet Synchronous Motor, mobil ini mampu menghasilkan tenaga hingga 57 ps dengan torsi maksimum 143 Nm.
Kecepatan maksimum mobil ini mencapai 107 km per jam dengan akselerasi dari 0-60 km per jam hanya membutuhkan waktu sekitar 6,8 detik.
Mobil ini menggunakan baterai High Energy Density Lithium-Ion Battery Pack dengan kapasitas 29,2 kWh. Jarak tempuh mobil ini bisa mencapai 320 km dengan sekali pengisian daya penuh.
Meski demikian, unit mobil listrik ini masih dalam proses pengiriman yang paling cepat diterima konsumen pada minggu ketiga April 2024.
“Saya minta maaf kepada konsumen yang sudah menunggu cukup lama terhadap model E-C3 dan saat ini akan kami realisasikan April tiba di Indonesia,” ujarnya.
