Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Resmi, Citroen Bangun Pabrik Rakitan di Indonesia pada Juli 2024

Perakitan mobil Citroen akan menggunakan pabrik yang telah ada, sehingga tidak menelan investasi jumbo.
Citroen e-C4. /Citroen
Citroen e-C4. /Citroen

Bisnis.com, JAKARTA - Merek otomotif asal Eropa, Citroen akan membuat pabrik rakitan di Indonesia melalui perusahaan induk usaha Stellantis per 1 Juli 2024. 

Deputi Bidang Pengembangan Iklim Penanaman Modal Kementerian Investasi/BKPM Iwan Suryana mengatakan nantinya Stellantis akan bekerja sama dengan perusahaan perakitan Tanah Air PT National Assemblers. 

“Kami sudah menerima satu permohonan dari PT National Assemblers, itu berasal dari India, tetapi dia pemegang merek mobil Eropa, Citroen,” ujar Iwan pada konferensi pers di Jakarta Pusat, Jumat (1/3/2024).

Menurut Iwan, permohonan dari Stellantis sudah masuk ke BKPM dan sudah diproses. Iwan bercerita, BKPM bahkan sudah melakukan rapat intercamp untuk membahas investasi tersebut. 

Lebih lanjut, Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kementerian Koordinator Maritim dan Investasi (Kemenkomarves) Rachmat Kaimuddin mengatakan sebelumnya Indonesia mengimpor Citroen secara utuh dari India atau menggunakan skema impor CBU (completely built up).

Lebih lanjut, Rachmat mengatakan angka investasi yang dilakukan Stellantis tidak begitu besar karena hanya pabrik perakitan. Kemudian, dia juga menjelaskan pabrik yang ada di Indonesia juga merupakan kelanjutan fasilitas yang sudah ada. 

“Dia kayaknya menggunakan fasilitas yang sudah ada, tetapi bawa CKD di sini, sudah ada assembler ya di sini,” ujar Rachmat. 

Kendati demikian, jika memang nantinya produksi sudah mulai membesar, kata Rachmat, Stellantis berpotensi membuat pabrik barang mentah di Indonesia. 

Rachmat menambahkan, lagipula yang dibutuhkan Indonesia adalah mobilnya yang diproduksi dan digunakan di Indonesia, bukan investasi besar-besaran. 

“Kita fokuskan itu barangnya tersedia di Indonesia, diproduksi di Indonesia, mempekerjakan orang orang indonesia, transfer teknologi di Indonesia, itu keypoint-nya,” ujar Rachmat. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Kahfi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper