Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Luhut Mau Standar Emisi Euro 5 Diadopsi , Isuzu Belum Balik Modal Euro 4

Pemerintah menginginkan standar emisi Euro 5 dan Euro 6 bisa diadopsi segera. Sebaliknya, untuk truk mayoritas diesel, baru setahun belakangan mengacu Euro 4.
Mekanik Astra Isuzu. /IAMI
Mekanik Astra Isuzu. /IAMI

Bisnis.com, JAKARTA — PT Isuzu Astra Motor Indonesia (IAMI) menyebut peralihan dari standar emisi Euro 4 menuju Euro 5 kembali membutuhkan investasi besar. Lain soal kalau rencana tersebut mengacu untuk mobil berbahan bakar bensin yang sejak 2018 telah mengadopsi Euro 4.

Untuk pelaku industri otomotif, khususnya produsen truk bermesin diesel, penerapan Euro 4 baru berlangsung sejak tahun lalu. Mereka menggelontorkan dana besar untuk Euro 4, belum menunjukkan break even point atau balik modal.

General Manager Marketing IAMI Attias Asril mengatakan Indonesia baru saja menetapkan standard Euro 4 untuk mesin diesel dengan investasi besar pada 2022. Hal ini pun perlu didukung oleh ketersediaan bahan bakar yang ada.

“Secara finansial, investasi Euro 4 belum [mencapai break even point],” ujarnya kepada Bisnis, Senin (15/1/2024).

Secara prinsip, Isuzu sejatinya sudah memiliki mesin yang memenuhi standar Euro 5, dan bahkan Euro 6. Namun, berkaca dari pengalaman peralihan ke Euro 4 sejak April 2022, diperlukan bahan bakar yang dapat menyesuaikan dengan mesin diesel.

Sejauh ini pun, PT Pertamina (Persero) memiliki proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) Balikpapan yang akan meningkatkan kualitas BBM menjadi standar Euro 5.

Peningkatan kualitas tersebut rencananya akan dilakukan pada 24 November 2024 dengan integrasi kilang secara keseluruhan rampung 2025.

Adapun, proyek RDMP Balikpapan didesain untuk meningkatkan kapasitas pengolahan yang semula 260 kbpd menjadi 360 kbpd dengan peningkatan kualitas dari Euro 2 menjadi Euro 5.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Pandjaitan sebelumnya mengatakan pemerintah segera memutuskan penggunaan Euro 4 dan Euro 5 demi mengurangi tingkat polusi.

Kadar polusi yang sudah terlalu tinggi disebut membuat subsidi untuk kesehatan membengkak hingga Rp10 triliun. Adanya efisiensi yang dilakukan pun diharapkan dapat mengurangi pencemaran udara.

“Presiden sudah memerintahkan untuk kita kajian dan sekarang besok juga itu dirapatkan oleh tim di sini. Saya berharap minggu depan kita mungkin sudah bisa keluar angka-angkanya,” ujar Luhut dalam akun Instagram @luhut.pandjaitan dikutip Minggu (14/1/2024).


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Kahfi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper