Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Daihatsu Motor Ungkap Detail Skandal Manipulasi, Libatkan 64 Model

Skandal manipulasi data uji keamanan Daihatsu berimbas juga terhadap Daihatsu Rocky dan Toyota Raize hybrid untuk pasar domestik Jepang.
Tangkapan Layar Jumpa Pers Daihatsu Motor pada Rabu (20/12/2023)/Bisnis-Nuhansa Mikfrefin YP
Tangkapan Layar Jumpa Pers Daihatsu Motor pada Rabu (20/12/2023)/Bisnis-Nuhansa Mikfrefin YP

Bisnis.com, JAKARTA — Daihatsu global menyebut terdapat sebanyak 174 kejanggalan dalam sertifikasi uji keamanan dengan total 25 item yang diuji untuk 64 model, dan 3 mesin dari basis produksi Jepang dan luar negeri.

Executive Vice President Daihatsu Motor Co., Ltd Hiromasa Hoshika mengatakan sudah membuat pengumuman terkait dengan ketidaksesuaian dari hasil tes tabrak sebelum produk dipasarkan di luar negeri pada 28 April 2023.

Kemudian pada 19 Mei 2023, terdapat kasus untuk produk Daihatsu Rocky dan Toyota Raize hybrid untuk pasar domestik. Saat pengujian dilakukan, data dari kursi penumpang ditukar, dengan data pengemudi.

Daihatsu telah meminta komite independen dari pihak ketiga melakukan penyelidikan untuk menemukan kejanggalan lain dari yang sebelumnya sudah terjadi sejak Mei 2023. Hasilnya terdapat 174 kasus yang telah terungkap.

Kasus pertama terkait dengan kantung udara atau airbag dan uji tabrak samping dari ECU produk yang seharusnya digunakan, tetapi belum digunakan. Selanjutnya hasil tes menunjukkan produk digunakan untuk penerbitan sertifikasi.

“Artinya pengujian tidak dilakukan berdasarkan mobil yang benar dan bagian komponen yang benar. Oleh karena itu, kami mengambil hal ini dengan serius. ,” ujarnya dalam konferensi pers yang diadakan secara langsung dari kanal YouTube Daihatsu, Rabu (20/12/2023).

Tes lain yang dilakukan adalah terkait tekanan udara dari ban dan juga speedometer yang berbeda dari dokumen sertifikasi.

Dalam kesempatan yang sama, President Daihatsu Soichiro Okudaira mengatakan telah melaporkan hal ini kepada Kementerian Transportasi, Infrastruktur, dan Turisme, serta Kementerian Perekonomian, dan Perdagangan.

“Kami menyesal dengan jelas terhadap kekecewaan dan kekhawatiran yang telah kami lakukan terhadap pelanggan dan para pengemudi,” tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Kahfi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper