Bisnis.com, JAKARTA — honda global melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 900 karyawan pada perusahaan patungannya di China. Langkah ini dilakukan setelah Honda mengalami ketertinggalan dalam peralihan menuju mobil listrik.
Melansir dari Nikkei Asia pada Minggu (3/12/2023), GAC Honda Automobile yang merupakan perusahaan patungan antara Honda Motor dengan Guangzhou Automobile Group mencatat penurunan penjualan sebesar 18,5% pada 10 bulan pertama menjadi 490.000 unit secara year-on-year (YoY).
Lesunya penjualan menjadi penyebab perusahaan melakukan efisiensi, salah satunya dengan memangkas jumlah karyawan.
Pengurangan karyawan yang dilakukan oleh GAC Honda Automobile berkisar 6% dari total sekitar 13.000 karyawan yang bekerja pada pabrik perakitan di Guangzhou, china. Pemberitahuan pemangkasan karyawan diberikan pada akhir November 2023.
Honda pun akan memberikan kompensasi kepada para karyawan kontrak yang diberhentikan dari masa kerjanya sebelum berakhirnya kontrak yang telah ditandatangani.
China merupakan salah satu pasar terbesar dari Honda bersamaan dengan Amerika Serikat. Negeri Tirai Bambu pun berambisi agar seluruh kendaraan baru yang terjual merupakan elektrifikasi pada 2035.
Baca Juga
Honda mendapatkan tekanan dari merek-merek lain seperti BYD yang telah memasarkan Mobil Listrik murni atau BEV secara masif. Sementara Honda masih memasarkan kendaraan ICE, plug-in hybrid (PHEV), dan sedikit mobil listrik.
Meski demikian, kesulitan yang dihadapi oleh Honda turut dialami oleh para rekan sejawatnya yang berasal dari Jepang. Pada Juli 2023, Toyota terpaksa memangkas sekitar 1.000 karyawan pada perusahaan patungan GAC Toyota Motor di China.
Tak berhenti sampai di situ, perusahaan patungan dengan China lainnya, yakni FAW Toyota Motor juga turut menghentikan sebagian produksinya pada Jumat (1/12/2023).
Kemudian, Mitsubishi Motors berencana untuk berhenti memproduksi mobil di China akibat volume penjualan yang mengalami penurunan tajam.