Bisnis.com, JAKARTA- Nilai importasi mobil listrik Hyundai sejak 2021 hingga September tahun ini tercatat sebesar US$162,43 juta. Hyundai mendominasi nilai impor mobil listrik dengan mengedarkan model seperti Ioniq 5, Kona, hingga model premium Genesis.
Berdasarkan informasi dari dokumen yang didapat Bisnis.com dari lingkungan Kementerian Keuangan, tercatat nilai importasi mobil listrik yang dilakukan berbagai prinsipal di Indonesia sepajang sejak tahun lalu hingga September tahun ini menembus US$162,43 juta, atau setara Rp2,53 triliun.
Berdasarkan informasi tersebut, data nilai impor itu tercatat sejak tahun lalu hingga September tahun ini. Secara total, volume mobil listrik (BEV) yang diimpor mencapai 7.737 unit.
Sebagai catatan, nilai importasi itu mengacu FOB (free on board) yang memuat harga barang di luar asuransi dan biaya pengangkutan (CIF). Sehinga, secara keseluruhan, harga rata-rata mobil listrik yang diimpor dari negara asalnya berkisar US$21 ribu, atau setara Rp327,96 juta per unit.
Di sisi lain, jika membandingan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan mobil listrik murni (BEV) hingga September berbeda jauh dari data tersebut. Secara total penjualan BEV dalam catatan Gaikindo mencapai 2.431 unit sejak tahun lalu hingga September tahun ini.
PT Hyundai Motor Manufacturing Indonesia dan Hyundai Motors Indonesia. Kedua perusahaan itu total mengimpor BEV sebanyak 2.552 unit. Secara total, nilai importasi Hyundai mencapai US$162,43 juta, atau sekitar Rp1,5 triliun.
Baca Juga
Sehingga secara rata-rata mobil listrik yang diimpor Hyundai memiliki nilai FOB sekitar US$39.242 per unit. Harga itu setara Rp615 juta.
Mengacu data Gaikindo, total penjualan mobil listrik Hyundai sejak tahun lalu hingga September tahun ini mencapai 1.590 unit.