Bisnis.com, JAKARTA- Nilai importasi mobil listrik yang dilakukan berbagai prinsipal di Indonesia sepajang sejak tahun lalu hingga September tahun ini menembus US$162,43 juta, atau setara Rp2,53 triliun. Informasi itu termuat dalam dokumen yang didapatkan Bisnis.com dari lingkungan Kementerian Keuangan.
Berdasarkan informasi tersebut, data nilai impor itu tercatat sejak tahun lalu hingga September tahun ini. Secara total, volume mobil listrik (BEV) yang diimpor mencapai 7.737 unit.
Sebagai catatan, nilai importasi itu mengacu FOB (free on board) yang memuat harga barang di luar asuransi dan biaya pengangkutan (CIF). Sehinga, secara keseluruhan, harga rata-rata mobil listrik yang diimpor dari negara asalnya berkisar US$21 ribu, atau setara Rp327,96 juta per unit.
Di sisi lain, jika membandingan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan mobil listrik murni (BEV) hingga September berbeda jauh dari data tersebut. Secara total penjualan BEV dalam catatan Gaikindo mencapai 2.431 unit sejak tahun lalu hingga September tahun ini.
Beberapa prinsipal besar yang mengimpor mobil BEV tercatat adalah Hyundai terdiri dari PT Hyundai Motor Manufacturing Indonesia dan Hyundai Motors Indonesia. Kedua perusahaan itu total mengimpor BEV sebanyak 2.552 unit.
Paling terbanyak, importasi dilakukan PT SGMW Motors Indonesia (Wuling). Prinsipal asal China yang baru meluncurkan produk Wulin Air ev pada tahun ini, telah mencatatkan nilai impor sebanyak 4.554 unit.
Baca Juga
Selanjutnya adalah PT Toyota Astra Motor (TAM). Prinsipal asal Jepang ini tercatat telah mengimpor BEV sebanyak 229 unit.