Bisnis.com, JAKARTA - Hyundai Motor mengekspor sistem sel bahan bakar hidrogennya ke Eropa untuk digunakan oleh perusahaan non-otomotif. Langkah mendiversifikasi penggunaan sistem sel bahan bakar ini diklaim sebagai kunci dari strategi mobilitas cerdasnya.
Pengiriman sistem sel bahan bakar hidrogen tersebut mulai dikirimkan Rabu (16/9/2020) hari ini. Pembeli produk Hyundai tersebut adalah perusahaan solusi hidrogen Swiss, GRZ Technologies Ltd.
Langkah ini memperkuat kepemimpinan Hyundai dalam pengembangan dan produksi massal sistem sel bahan bakar untuk kendaraan dan lainnya. Hyundai Motor adalah produsen mobil yang mengekspor sistem sel bahan bakar dan kendaraan listrik sel bahan bakar.
Ekspor sistem sel bahan bakarnya menunjukkan teknologi tinggi dan kapasitas produksi Hyundai dalam mendukung bisnis energi ramah lingkungan dan memajukan strateginya untuk menjadi Penyedia Solusi Mobilitas Cerdas dengan teknologi sel bahan bakar yang memainkan peran penting.
Sistem sel bahan bakar Hyundai Motor memanfaatkan pengalaman puluhan tahun. Perusahaan ini memperkenalkan kendaraan listrik sel bahan bakar pertamanya pada 2000, Santa Fe FCEV, diikuti oleh FCEV produksi massal pertama di dunia, ix35, pada 2013, dan SUV sel bahan bakar generasi kedua, NEXO pada 2018.
Perusahaan tersebut berhasil mengirimkan 10 unit pertama dari XCIENT Fuel Cell, truk heavy-duty sel bahan bakar yang diproduksi secara massal pertama di dunia, ke Swiss juga.
Baca Juga
Hyundai Motor dan GRZ Technologies mendorong kerja sama dalam teknologi penyimpanan hidrogen sejak akhir tahun lalu. GRZ memiliki teknologi untuk menyimpan hidrogen sekitar 5-10 kali lebih banyak dari sebelumnya, dengan tekanan lebih rendah dari 30 bar, yang secara signifikan lebih rendah daripada tekanan penyimpanan tangki penyimpanan hidrogen normal, 200-500 bar.
Diharapkan teknologi ini nantinya dapat digunakan dengan berbagai cara melalui kerjasama kedua perusahaan di masa yang akan datang.
Dengan menggunakan sistem sel bahan bakar Hyundai, perusahaan berencana untuk memproduksi sistem catu daya stasioner yang akan digunakan untuk membangun listrik pada waktu puncak. Sistem sel bahan bakar didasarkan pada yang digunakan di Hyundai NEXO.
Selain itu, Hyundai mulai mengirimkan sistem sel bahan bakar ke startup solusi energi yang memproduksi generator listrik. Perusahaan rintisan tersebut akan menggunakan sistem Hyundai untuk memproduksi generator hidrogen seluler.
"Sistem sel bahan bakar Hyundai menawarkan penerapan yang beragam dan skalabilitas yang jauh melampaui kendaraan tanpa emisi," kata Saehoon Kim, Wakil Presiden Senior dan Kepala Pusat Sel Bahan Bakar di Hyundai Motor Group. "Dengan memanfaatkan sistem kami, mitra kami dalam mobilitas, infrastruktur, dan energi dapat semakin memajukan potensi ekosistem hidrogen yang komprehensif."
Hyundai Motor pada Juli mengumumkan rencana untuk menanggapi kebijakan Green New Deal pemerintah Korea Selatan dengan ekspor sistem sel bahan bakar hidrogen, sambil terus berupaya untuk mendiversifikasi bisnis hidrogennya untuk mengamankan kepemimpinan di pasar global.
Pada Desember 2018, Hyundai Motor Group mengumumkan peta jalan jangka panjangnya, Fuel Cell Vision 2030, dan menegaskan kembali komitmennya untuk mempercepat pengembangan masyarakat hidrogen dengan memanfaatkan kepemimpinan globalnya dalam teknologi sel bahan bakar.
Sebagai bagian dari rencana ini, Hyundai Motor Group bertujuan untuk mengamankan kapasitas produksi sistem sel bahan bakar 700.000 unit per tahun untuk mobil serta untuk sektor non-otomotif seperti kapal, gerbong kereta, drone, dan pembangkit listrik pada 2030.