Bisnis.com, JAKARTA – PT Toyota Astra Motor tidak membidik angka penjualan tinggi terhadap produk terbaru, New Vios. Sedan entry level bermesin 1.500 cc itu ditargetkan terjual 100 unit per bulan pada awal masa peluncuran dan selanjutnya stabil 50 unit—70 unit per bulan.
Executive General Manager TAM Fransiscus Soerjopranoto mengatakan harus realistis melihat pasar sedan saat ini. “Nanti kalau ada kebijakan baru soal sedan, kayaknya akan naik,” katanya kepada Bisnis, Selasa (3/5/2018).
Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) sepanjang 2017, penjualan pabrik ke diler Vios sekitar 67 unit per bulan. Akhir tahun TAM menutup dengan angka 746 unit atau turun 30,73% dibandingkan dengan 2016.
Seperti diketahui saat ini pemerintah bersama pihak terkait tengah membahas untuk melakukan harmonisasi pajak penjualan barang mewah (PPnBM) kendaraan bermotor. Rencananya tidak ada lagi perbedaan tarif pajak terhadap sedan dan station wagon.
Ketua I Gaikindo Jongkie D. Sugiarto yakin satu alasan tergerusnya pasar sedan adalah perbedaan pajak penjualan barang mewah (PPnBM) dengan jenis mobil lain.
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 37/2017 yang masih berlaku saat ini mengatur PPnBM sedan atau station wagon berkubikasi mesin hingga 1.500 cc sebesar 30%, sedangkan kubikasi mesin 1.501 cc sampai dengan 3.000 cc 40%. Tarif pajak tertinggi, yakni 125% diberikan kepada sedan dengan kapasitas mesin di atas 3.001 cc.
Baca Juga
PPnBM tersebut jauh berbeda dengan jenis kendaraan lain yang memiliki kubikasi mesin kurang dari 1.500 cc sampai dengan 2.500 cc, yang dikenakan pajak barang mewah sebesar 10%—20%.
Adapun melihat tren penjualan, pasar sedan di Indonesia terancam punah. Pada tahun lalu, pasokan ke dilernya kembali merosot, bahkan hingga 33,93% menjadi 9.139 unit. Kontribusinya terhadap pasar domestik pun ikut turun dari 1,28% menjadi 0,85%.
Sedan dengan kubikasi mesin kurang atau sama dengan 1.500 cc merosot paling tajam. Pasokan ke diler model ini terkikis 52,71% menjadi 3.144 unit. Kemudian disusul oleh mesin di atas 3.001 cc, yang turun 42,41% menjadi 186 unit.
Pasar sedan paling gemuk, yang memliki kapasitas mesin 1.501 cc hingga 3.000 cc juga mencatat performa negatif. Penjualan pabrik ke dilernya turun 15,32% menjadi 5.809 unit.