Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Strategi Suzuki hingga Indomobil Hadapi Perang Harga Mobil China

Fenomena perang harga mobil China kini telah merembet ke Indonesia akibat lesunya pasar otomotif domestik. Lantas, bagaimana respons merek mobil lainnya?
Suzuki Fronx resmi meluncur pada Rabu (28/5/2025). /Bisnis-Rizqi Rajendra
Suzuki Fronx resmi meluncur pada Rabu (28/5/2025). /Bisnis-Rizqi Rajendra

Bisnis.com, JAKARTA — Pertarungan mobil china memperebutkan pasar Indonesia semakin sengit. Sejumlah produsen bahkan tidak segan-segan untuk melakukan strategi banting harga demi meraih minat konsumen.

Fenomena perang harga mobil China ini terjadi di tengah lesunya pasar otomotif domestik, yang mengindikasikan semakin ketatnya persaingan antar-merek.

Untuk diketahui, Gaikindo mencatat sepanjang Januari-Mei 2025, total penjualan mobil wholesales turun 5,5% year-on-year (yoy) menjadi 316.981 unit, dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya sebanyak 335.405 unit.

Sementara itu, penjualan mobil secara ritel alias dari dealer ke konsumen pun susut 9,2% menjadi 328.852 unit, dibandingkan 5 bulan pertama 2024 sebanyak 362.163 unit.

Citroen sebagai merek mobil Prancis turut merepons fenomena banyaknya mobil China yang memangkas harganya di pasar Indonesia. Citroen kembali masuk ke Indonesia melalui PT Indomobil National Distributor, yang dinaungi oleh PT Indomobil Sukses International Tbk. (IMAS).

CEO Indomobil National Distributor Tan Kim Piauw mengatakan, perseroan melihat tren pangkas harga di kalangan pabrikan mobil China ini memang cepat atau lambat akan terjadi di Indonesia. Pasalnya, fenomena itu sendiri sudah terjadi di pasar China dan negara-negara lainnya.

“Karena isu mengenai produk China yang terus memangkas harganya itu kan sudah terjadi di China dan di beberapa negara yang lain. Jadi kalau kami melihat sekarang ini sedang terjadi di Indonesia,” ujar Tan Kim Piauw di Jakarta, Senin (7/7/2025).

Alhasil, perseroan sudah memprediksi hal ini akan terjadi. Menurutnya, semua produk dari tiap merek memiliki keunggulannya masing-masing.

“Seperti yang saya cerita, Citroen itu tidak menjual produk itu dengan base harga yang murah, tapi kami menjual dengan teknologi dari comfort-nya. Jadi itu memang keunikan dan boleh saya katakan mayoritas customer yang pilih Citroen itu mereka cari mobil yang nyaman,” katanya.

Menurutnya, tren pemangkasan harga ini memiliki dampak positif dan negatif bagi industri otomotif nasional. Sisi positifnya, tren ini dapat menggairahkan pasar dan meningkatkan daya tarik bagi konsumen yang akan membeli mobil listrik dengan harga murah.

Namun, dampak negatifnya, kemungkinan timbul rasa kecewa bagi konsumen yang sudah beli lebih dulu dengan harga tinggi. Alhasil, Citroen pun mengaku masih mempelajari strategi yang akan diterapkan, sembari meningkatkan kualitas dan kenyamanan produk.

“Ya, kita sampai hari ini masih wait and see. Saat ini kami masih terus mendekatkan mengenai kenyamanan dari mobil kami” pungkasnya.

Strategi Suzuki

Sementara itu, pabrikan otomotif asal Jepang, PT PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) mengaku ogah ikut-ikutan melakukan strategi banting harga.

Deputy Managing Director of 4W Sales & Marketing PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) Donny Saputra menegaskan Suzuki akan lebih mengedepankan strategi untuk meningkatkan kualitas atau value dari produk mobilnya sehingga kepercayaan konsumen tetap terjaga.

“Nah, kami harapkan dengan aksi memangkas harga di merek-merek lain itu adalah strategi yang mereka lakukan. Kalau dari kami sendiri kami beranggapan bahwa kualitas produk dan layanan itu yang harus kami jaga dengan baik,” ujar Donny di Jakarta, dikutip Senin (7/7/2025).

Menurut Donny, fenomena perang harga di industri otomotif sebenarnya sudah terjadi sejak era 1980-an. Namun, saat ini seiring dengan banyaknya pemain baru yang masuk, alhasil dalam satu segmen bisa terdiri atas sembilan model dan terjadilah kompetisi yang semakin sengit.

Donny menjelaskan, kompetisi di industri otomotif tak melulu soal perang harga. Menurutnya, para pabrikan juga bisa berkompetisi di jenis produk, pelayanan, layanan purnajual dan lain sebagainya. 

“Jadi sampai dengan saat ini kami tidak berencana untuk memangkas harga dari model-model kami. Untuk program penjualan mungkin ada, tapi untuk memangkas harga tidak," tegasnya.

Halaman
  1. 1
  2. 2

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rizqi Rajendra
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper