Bisnis.com, JAKARTA - BMW Indonesia merespons terkait krisis manufaktur otomotif yang melanda negara asalnya, Jerman. Krisis pabrikan otomotif di Jerman terjadi seiring dengan gempuran mobil listrik murah asal China.
Director of Communications BMW Group Indonesia, Jodie O'Tania, mengatakan merek BMW telah berdiri sejak lebih dari seabad yang lalu, dan telah melalui berbagai krisis dan kompetisi.
"Brand BMW itu sudah 108 tahun, dan kami sudah melewati banyak sekali krisis dan kompetisi dari market. Tetapi yang bisa kami katakan adalah kompetisi itu tidak melulu negatif," ujar Jodie di Jakarta, pada Rabu (18/9/2024).
Menilik sejarah singkatnya, BMW didirikan pada 7 Maret 1916 sebagai Bayerische Flugzeugwerke (BFW), produsen mesin pesawat terbang. Kemudian pada 1922, perusahaan ini berganti nama menjadi Bayerische Motoren Werke (BMW). BMW mulai memproduksi mobil pada tahun 1928.
Menurut Jodie, dengan perjalanan 108 tahun tersebut, BMW telah memiliki tempat tersendiri di hati para penggunanya, sehingga kehadiran merek-merek pendatang baru, termasuk dari China tidak terlalu mengusik BMW.
“Jadi sebuah brand itu tidak bisa digantikan hanya dengan ada brand baru masuk kemudian langsung tergantikan. Brand itu sudah menemani pelanggannya, penggunanya sejak lama,” jelasnya.
Baca Juga
Sebagai salah satu strategi menghadapi persaingan di kancah elektrifikasi otomotif, BMW menghadirkan model i5 Touring di segmen battery electric vehicle (BEV) yang dibanderol seharga Rp2,2 miliar off the road.
Lebih lanjut, Jodie mengatakan, BMW i5 Touring merupakan sedan BEV premium yang dipasarkan dengan stok terbatas. Alasannya, BMW ingin penggunanya tetap merasa spesial karena ini adalah sebuah kendaraan niche yang ditujukan kepada orang-orang yang menginginkan kendaraan turing premium berbasis listrik.
"Tahun ini kami siapkan stok sekitar 25 unit sampai akhir tahun yang sudah tersedia. Tetapi, kalau memang pelanggan masih mau, ini masih bisa dipesan tetapi pasti lama," jelas Jodie.
Sebagai tambahan informasi, sejauh ini BMW i5 Touring masih diimpor utuh (completely built up/CBU) dari negara asalnya, Jerman. Namun, BMW Indonesia memastikan bagi pelanggan yang memesan unit tersebut dapat dikirim secepatnya.
Krisis Otomotif Jerman
Krisis otomotif Jerman melanda pabrikan Volkswagen AG (VW) yang dikabarkan tengah mempertimbangkan penutupan pabrik yang berpotensi memicu pemutusan hubungan kerja (PHK) bagi 15.000 karyawan.
Hal ini diungkapkan oleh analisis firma perbankan dan investasi asal AS, Jefferies Group yang mengutip pernyataan eksekutif VW dalam sebuah acara roadshow di Amerika Utara, pada Senin (16/9/2024).
Menurut laporan Jefferies, VW dapat melakukan penutupan pabrik tanpa memerlukan persetujuan dari dewan pengawas. Langkah ini diperkirakan bisa menyediakan dana hingga 4 miliar euro atau sekitar US$4,4 miliar bagi perseroan pada kuartal IV/2024. Sebelumnya, upaya restrukturisasi manajemen VW sempat terhalang oleh dewan direksi.
"Serikat pekerja kemungkinan akan berada di bawah tekanan untuk mencapai kesepakatan baru, sementara VW dapat memaksakan PHK," ungkap tim analis Jefferies, dilansir dari Bloomberg pada Senin (16/9/2024).
Adapun, VW harus menghadapi tantangan biaya operasional yang tinggi, di tengah persaingan yang semakin ketat dari Tesla Inc. dan produsen mobil China seperti BYD Co. Pada awal bulan ini, VW mencabut perlindungan kerja yang telah berlaku selama tiga dekade di Jerman, sebagai respons terhadap peringatan kemungkinan penutupan pabrik di negara tersebut.