Bisnis.com, JAKARTA — Sebagai salah satu pabrikan mobil listrik China yang mulai berinvestasi di Indonesia, Neta mengaku akan memperluas pasar Tanah Air hingga ke luar negeri dengan melakukan ekspor.
Adapun, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang sebelumnya telah melakukan diskusi di Beijing, China pada 12 Juni 2024 perihal kesepakatan menjadikan Indonesia sebagai negara hub basis produksi ekspor.
Kader Golkar tersebut juga telah mencapai kesepakatan dengan empat perusahaan mobil listrik untuk memperluas pasar ekspor mobil listrik Indonesia.
Selain itu, pemerintah juga telah mencanangkan target produksi hingga 600.000 unit mobil listrik pada 2030. Neta sebagai salah satu merek mobil listrik untuk meningkatkan produksinya, dan memasarkan produk sampai ke 54 negara tujuan.
Menanggapi hal tersebut, Vice President of NETA Auto, Zhou Jiang mengatakan perusahaan berkomitmen untuk memenuhi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) hingga 60% pada akhir 2026.
Hal ini sesuai dengan peta jalan dari pemerintah yang diatur melalui Perpres 79/2023 tentang perubahan atas Perpres 55/2019.
Baca Juga
“Kami setuju dan mendukung, untuk menjadikan Indonesia sebagai hub produksi EV setir kanan untuk pasar ekspor,” katanya melalui keterangan tertulis, Rabu (19/6/2024).
Sebagai informasi, Neta berencana untuk membawa model Neta X yang rencananya bakal mulai dirakit pada Juli 2024. Sebelumnya Neta telah resmi merakit lokal produk Neta V-II pada akhir Mei 2024.
Bila melihat laman Program Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN) dari Kementerian Perindustrian, produk Neta V-II baik untuk varian lite maupun smart sudah memiliki nilai TKDN hingga 44%.
Mengenai harga resmi dari Neta X, Director of External Affairs and Product Neta Auto Indonesia, Fajrul Ilhami belum bisa bicara banyak lantaran masih menunggu persetujuan dari prinsipal China.
Alhasil Neta juga belum memutuskan peluncuran produk akan dilakukan sebelum atau saat GIIAS berlangsung pada Juli 2024.