Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Neta Auto Ungkap Nasib Bisnis di Tengah Upaya Restrukturisasi

Neta Auto mengungkapkan soal kelangsungan bisnis di tengah upaya restrukturisasi induk perusahaan.
NETA V-II melewati genangan air. /NETA
NETA V-II melewati genangan air. /NETA

Bisnis.com, JAKARTA - Produsen kendaraan listrik asal China, Neta Auto, memberi penjelasan terkait kelangsungan bisnis perusahaan di tengah proses restrukturisasi yang mulai berjalan sejak Kamis (12/6/2025). 

Managing Director PT Neta Auto Indonesia Zhu Wenbin mengatakan, induk Neta Auto, yakni Hozon New Energy telah memulai proses restrukturisasi sebagai tindakan penyelamatan perusahaan. 

Proses restrukturisasi dipimpin oleh pemerintah dan diawasi oleh Pengadilan Menengah Rakyat Jiaxing di Provinsi Zhejiang, dengan tujuan menyelesaikan krisis utang, memperkenalkan sumber daya strategis, mengoptimalkan sistem manajemen, dan membuka jalur baru untuk pembangunan berkelanjutan perusahaan.

"Dalam beberapa tahun terakhir, Hozon New Energy menghadapi rintangan berkala akibat persaingan ketat di sektor energi baru. Penurunan penjualan, beban utang, dan masalah rantai pasokan semuanya mengakibatkan kesulitan operasional," ujar Zhu Wenbin dalam keterangan resmi dikutip Jumat (13/6/2025).

Adapun, restrukturisasi ini dipimpin oleh lembaga-lembaga profesional, yang melindungi hak dan kepentingan kreditor, karyawan, dan pemilik mobil sesuai dengan hukum, memprioritaskan penyelesaian utang rantai pasokan dan masalah layanan pemilik mobil dan meminimalisir kerugian.

"Kami akan bekerja sama dengan likuidator untuk mengumpulkan modal industri terkemuka guna berinvestasi bersama di perusahaan kami. Dana tersebut akan digunakan untuk memulihkan produksi, melakukan penelitian dan pengembangan teknis, serta memperluas pasar internasional," katanya.

Pada saat yang sama, tim manajemen awal akan dioptimalkan dan direformasi, serta CEO baru akan ditunjuk oleh seorang eksekutif senior yang berpengalaman memimpin perusahaan otomotif internasional sehingga meningkatkan profesionalisme struktur tata kelola perusahaan.

Lebih lanjut, dia mengatakan, di pasar domestik China, pabrik produksi seperti Tongxiang akan kembali beroperasi secara bertahap selama 6 bulan ke depan, dengan fokus pada jaminan pengiriman pesanan yang ada. Sistem dealer akan memastikan transisi yang stabil melalui pertukaran utang dengan ekuitas dan dukungan finansial.

Sementara itu, di pasar luar negeri, bisnis luar negeri tidak terpengaruh. Perjanjian jaminan telah ditandatangani untuk kerja sama dengan dealer luar negeri dan pasokan suku cadang dan jaringan layanan purna jual beroperasi penuh.

Rencana Strategis

Terkait rencana strategis ke depan, Neta menyebut, akan memulai kembali penelitian dan pengembangan platform teknologi Hozon, yang berfokus pada sasis skateboard dan teknologi penggerak cerdas. 

Menariknya, Neta juga berencana meluncurkan tiga model baru secara global sebelum 2027, yang menargetkan pasar massal dengan kisaran harga 150.000 hingga 250.000 yuan sekaligus memenuhi kebutuhan diferensiasi kelas atas.

Di lain sisi, Neta juga akan meningkatkan kerja sama strategis dengan mitra rantai pasokan seperti CATL dan Huawei, memanfaatkan sumber daya investor baru untuk menjelajahi pasar luar negeri yang sedang berkembang, dan menciptakan model penggerak roda ganda mencakup teknologi dan lokalisasi.

"Selama masa restrukturisasi, kami akan mematuhi prinsip komunikasi yang transparan dan mengungkapkan progres secara berkala melalui situs web resmi dan saluran resmi kami," tuturnya.

Diberitakan sebelumnya, Neta Auto menghadapi masalah finansial juga telah menjalar ke rantai pasokan. Internal perusahaan melaporkan tunggakan pembayaran kepada pemasok yang melampaui 6 miliar yuan atau sekitar US$833 juta. 

Salah satu pemasok utama, CATL bahkan menghentikan pengiriman, yang menyebabkan operasional produksi dalam negeri Neta terhenti. Imbasnya, pengiriman luar negeri ikut tertunda, meskipun perusahaan telah memperoleh fasilitas kredit sebesar 2,15 miliar yuan atau hampir US$300 juta di Thailand.

Kinerja penjualan Neta Auto juga merosot, setelah mencatatkan rekor 152.000 unit pada 2022, angka pengiriman turun menjadi 127.500 pada 2023 dan kembali anjlok menjadi 64.549 unit pada 2024. Situasi diperburuk oleh laporan pemutusan hubungan kerja massal, penutupan gerai, serta protes dari pemasok yang menuntut pembayaran.

Lantas, bagaimana penjualan Neta di Indonesia?

Mengacu data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), sepanjang Januari-Mei 2025, penjualan Neta secara wholesales tercatat sebanyak 310 unit dengan pangsa pasar 0,1%.

Sementara itu, penjualan Neta secara ritel alias dari dealer ke konsumen tembus 256 unit pada 5 bulan pertama 2025.

Menariknya, secara bulanan, penjualan wholesales Neta justru mengalami kenaikan 15,4% dari 52 unit pada April 2025, menjadi 60 unit pada Mei.

Penjualan ritel Neta juga naik tipis secara bulanan, dari 50 unit pada April, menjadi 51 unit pada Mei 2025. Sebagai pengingat, PT Neta Auto Indonesia telah menutup dealer pertamanya di kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara pada April 2025 lalu.

Adapun, beberapa model mobil listrik murni (battery electric vehicle/BEV) yang masih dipasarkan di Indonesia yakni Neta V-II dan Neta X.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper