Bisnis.com, JAKARTA — Merek mobil listrik asal China, Neta tidak menutup kemungkinan untuk menggunakan pasokan baterai dari pabrik Hyundai-LG Energy Solutions yang baru diresmikan di Karawang.
Director of External Affairs and Product Neta Auto Indonesia Fajrul Ilhami mengatakan mobil listrik yang dipasarkan sejauh ini masih mengandalkan pasokan baterai dari Gotion Hi-Tech untuk menciptakan harga terjangkau.
Selain itu, pasokan baterai dari Gotion Hi-Tech juga membuat produk Neta V-II mendapatkan sertifikasi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) minimal 40%. Hal ini membuat mobil listrik Neta V-II memenuhi syarat insentif Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) 10%.
Bila melihat laman Program Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN) dari Kementerian Perindustrian, produk Neta V-II baik untuk varian lite maupun smart sudah memiliki nilai TKDN hingga 44%.
Dia pun menyebut kerja sama dengan Neta telah menciptakan efisiensi produksi, serta membuat harga mobil listrik yang ditawarkan Neta menjadi kompetitif. Adapun, Neta V-II dipatok senilai Rp299 juta on-the-road (OTR) Jakarta.
“Terkait hal tersebut [menggunakan baterai dari Hyundai] pada prinsipnya ada kemungkinan. Namun, memang bergantung pada tim teknis terkait kami khususnya R&D yang bertanggung jawab terkait pengembangan produk,” ujarnya kepada Bisnis, Kamis (4/7/2024).
Selain itu, Neta masih fokus untuk menghadirkan lebih banyak mobil listrik berkualitas yang diproduksi secara lokal, sehingga memiliki TKDN sesuai arahan dari pemerintah.
Sebelumnya, Vice President of NETA Auto, Zhou Jiang mengatakan perusahaan berkomitmen untuk memenuhi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) hingga 60% pada akhir 2026.
Hal ini sesuai dengan peta jalan dari pemerintah yang diatur melalui Perpres 79/2023 tentang perubahan atas Perpres 55/2019.
Neta juga berencana untuk membawa model Neta X yang rencananya bakal mulai dirakit pada Juli 2024. Sebelumnya Neta telah resmi merakit lokal produk Neta V-II pada akhir Mei 2024.