Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Thailand Selangkah di Depan, Kucurkan Subsidi Truk Listrik dan Produsen Baterai

Thailand memberikan donasi tunai bagi setiap perusahaan yangmendirikan pabrik sel baterai, subsidi bantuan ini akan diberikan sebesar 30-50%.
Truk listrik Fuso eCanter. /Daimler
Truk listrik Fuso eCanter. /Daimler

Bisnis.com, JAKARTA – Thailand kembali menggulirkan paket insentif dan subsidi untuk mengembangkan kendaraan listrik, terbaru untuk produsen truk hingga baterai kendaraan.

Dikutip dari Bloomberg pada Rabu (21/02/2024),Thailand telah menyetujui insentif bagi perusahaan untuk mengalihkan armada komersial truk besar dan bus  ke kendaraan bertenaga listrik.  Hal ini dilakukan untuk memperkuat posisinya sebagai pusat manufaktur kendaraan listrik.

Pemberian insentif merupakan modal bagi setiap negara untuk memacu populasi  kendaraan listrik. Selain itu, pembelian, insentif ini juga diharapkan bisa menarik investasi dari pelaku industri otomotif.

Sekretaris Komite Kebijakan Kendaraan Listrik Nasional Narit Therdsteerasukdi kepada wartawan menyampaikan Pemerintah Thailand akan memberikan donasi tunai bagi setiap perusahaan yang ingin mendirikan pabrik untuk memproduksi sel baterai, subsidi bantuan ini akan diberikan sebesar 30-50%.

Tidak hanya itu, Panel juga menyetujui  terkait adanya kebijakan ini, menurutnya hal ini akan mendorong perusahaan  untuk tetap mengalihkan armada komersial truk besar hingga menggunakan tenaga baterai.

Sebagai negara dengan julukan “Detroit-nya Asia” hal ini dilakukan sebagai upaya untuk menarik banyak investasi asing terutama dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir.

Thailand berencana akan mengubah 30 persen produksi tahunannya sebanyak 2,5 juta kendaraan listrik pada tahun 2030. Tidak hanya itu, keputusan terkait pemotongan pajak dan subsidi telah berhasil dilakukan dan menarik perhatian sejumlah produsen mobil termasuk Tiongkok.

Perusahaan-perusahaan China seperti BYD dan Great Wall Motor telah berkomitmen untuk ikut berinvestasi sebesar US$,44 miliar atau sekitar Rp 22,3 triliun untuk membangun fasilitas produksi terbaru.

“Sebelum diterapkan lebih lanjut rencana ini harus memerlukan persetujuan kabinet,” ucap Narit

Sebagai informasi, dalam beberapa dekade terakhir negera perekonomian manufaktur otomotif terbesar ke-10 di dunia ini telah didominasi oleh perusahaan-perusahaan Jepang seperti Toyota Motor Corp dan Honda Motor yang digunakan Thailand sebagai basis ekspor utama. (Maria Jessica Elvira Marus)


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Redaksi
Editor : Kahfi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper