Bisnis.com, JAKARTA — Merek asal Korea Selatan, yakni Hyundai masih meyakini percepatan mobil listrik merupakan salah satu jalan keluar dari pasar domestik untuk keluar dari level 1 juta unit per tahun.
Chief Operating Officer PT Hyundai Motor Indonesia (HMID) Fransiscus Soerjopranoto mengatakan perkara pasar domestik yang nyaman di level 1 juta unit per tahun harus melihat faktor mikro dan makro.
Dari sisi makro, dia menilai perekonomian Indonesia masih solid dengan indikator produk domestik bruto (PDB) yang terbilang tinggi, dan inflasi relatif rendah.
Peluang pertumbuhan pasar otomotif juga masih sangat terbuka apalagi data Bank Dunia menunjukkan pendapatan per kapita Indonesia US$4.788 sudah mendekati Thailand yang mencapai US$6.910.
Selain itu, langkah pemerintah yang mempercepat populasi mobil listrik juga seharusnya dapat menumbuhkan pasar secara domestik. Hal ini berarti pasar battery electric vehicle (BEV) tidak akan serta-merta memakan porsi konvensional atau internal combustion engine (ICE).
“Hal ini seharusnya menjadi faktor penambah penjualan otomotif di Indonesia, sehingga dampak ‘cannibalism’ bisa diminimalisasi atau bahkan ditiadakan,” ujarnya kepada Bisnis.com, Selasa (6/2/2024).
Baca Juga
Kemudian secara mikro, munculnya berbagai merek dan juga model baru dapat dimanfaatkan untuk terus meningkatkan pasar otomotif Indonesia.
Merek-merek yang sudah lama “mejeng” di Indonesia diharapkan bisa melakukan penyesuaian dengan kebijakan percepatan mobil listrik yang sudah disiapkan pemerintah.
“Pemain dalam industri otomotif sebaiknya ber co-opetition artinya kolaborasi dan kompetisi secara bersamaan,” katanya.