Bisnis.com, JAKARTA — Merek asal Korea Selatan, yakni Hyundai berencana untuk membawa kembali mobil listrik Kona ke pasar otomotif Indonesia pada semester I/2024. Hyundai juga berambisi menjadikan Indonesia sebagai pusat produksi baterai di kawasan Asia Tenggara.
Dikutip dari The Korea Herald pada Senin (27/11/2023), Presiden Kantor Pusat Hyundai Motor Asia-Pasifik Lee Young-tack mengatakan selain di Indonesia, Kona EV rencananya juga akan diekspor ke beberapa negara Asia Tenggara lainnya.
“Hyundai Motor adalah merek yang memelopori dan memimpin pasar kendaraan listrik Indonesia,” kata Lee dalam sebuah wawancara dengan The Korea Herald.
Sebagai informasi, Kona EV terakhir tercatat dalam penjualan Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia atau Gaikindo untuk wholesales pada Februari 2022. Dalam dua bulan pertama 2022 total Kona EV terjual sebanyak 20 unit dengan 18 unit pada Januari 2022, dan 2 unit sisanya pada Februari 2022.
Adapun Kona EV akan menjadi mobil produksi lokal pertama Hyundai yang dilengkapi dengan baterai produksi lokal. Pada pasar Asia Tenggara, Hyundai pun tengah membangun pabrik sel baterai dengan LG Energy Solution di Kawarang, Jawa Barat.
Sementara itu, kapasitas pabrik Hyundai mencapai 250.000 unit mobil per tahunnya. Hyundai pun berencana membangun jajaran kendaraan listrik lengkap yang terjangkau untuk memenuhi kebutuhan konsumen.
Baca Juga
“Kami akan menjadikan Indonesia sebagai pusat produksi dan pasokan baterai di kawasan Asean agar dapat secara efektif merespons berbagai peraturan perdagangan dan berbagai lingkungan industri di negara-negara Asean,” tutur Lee.
Selain menjual mobil, dia mengatakan Hyundai berambisi untuk menciptakan ekosistem mobil listrik yang berkelanjutan dengan membangun Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU), serta daur ulang baterai.
Pada September 2023, Hyundai juga telah menandatangani nota kesepahaman dengan Lippo Malls Indonesia untuk memasang sebanyak 52 unit SPKLU di seluruh pusat perbelanjaan Lippo seluruh Indonesia.
Menurutnya, pasar mobil listrik Indonesia masih menunjukkan potensi dengan penjualan mobil listrik murni atau BEV yang mencapai 13.545 unit sampai Oktober 2023. Sementara pasar mobil listrik pun disebutnya belum ada pada 2019 silam.
Sementara untuk Asia Tenggara pasar mobil listrik akan mengalami pertumbuhan pesat dibandingkan dengan negara-negara berkembang lainnya seperti India dan juga Amerika Selatan.
“Pasar EV Asean akan diperluas seiring dengan Thailand dan Malaysia yang memimpin fase awal, sementara Indonesia dan Vietnam akan menjadi pusat perluasan pasar dalam jangka menengah dan panjang,” ujarnya.
Selain itu, dia pun memproyeksikan sekitar 15% permintaan otomotif di Asia Tenggara akan berasal dari mobil listrik pada 2030.