Bisnis.com, JAKARTA — Produsen mobil listrik asal China, BYD mencatatkan rekor laba secara kuartalan pada kuartal III/2023. Penjualan BYD secara global pun hampir menyalip perusahaan milik Elon Musk, yakni Tesla.
Dilansir dari Bloomberg pada Selasa (31/10/2023), BYD mencatatkan laba bersih sebesar 10,4 miliar yuan atau setara US$1,4 miliar, sekitar Rp22,28 triliun (asumsi kurs jisdor Rp15.916 per US$) pada Juli-September 2023.
Capaian laba tersebut meningkat hingga 82% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Sementara dari sisi topline, pendapatan BYD naik sekitar 38% mencapai 162 miliar yuan.
Jika diakumulasikan, BYD telah membukukan laba hingga 21,4 miliar yuan sepanjang 9 bulan pertama 2023. Jumlah tersebut bahkan lebih tinggi dari capaian sepanjang 2022 yang menebus 16,6 miliar yuan.
Jumlah penjualan mobil listrik dari BYD pun hampir menyaingi Tesla pada kuartal III/2023. Total BYD telah menjual sebanyak 822.094 unit kendaraan dalam periode ini, hanya selisih 3.456 unit dari Tesla.
Beberapa model kendaraan terlaris dari BYD mencakup mobil sport Song, dan juga jenis hatchback Dolphin. Selain itu, seorang pakar HSBC Holdings PLC memperkirakan BYD akan mulai mengirim produk Yangwang U8 dan Fang Cheng Bao BAO 5 pada kuartal IV/2023.
Baca Juga
Investasi BYD di Indonesia
Presiden Joko Widodo menerima jajaran pimpinan produsen mobil listrik asal China, yakni BYD di Istana Merdeka pada Jumat (27/10/2023). Pemerintah pun beberapa kali menyuarakan minat investasi BYD di Tanah Air.
Menteri Koordinator Maritim dan Investasi (Menko Marves) Ad Interim Erick Thohir mengatakan, BYD melihat potensi besar dari pasar kendaraan listrik di Indonesia. BYD pun disebut berminat bekerja sama mengembangkan ekosistem kendaraan listrik.
“BYD sebagai perusahaan manufaktur kendaraan listrik terbesar di dunia melihat potensi besar Indonesia dan berminat untuk menjajaki kerja sama pengembangan ekosistem industri kendaraan listrik dan energi hijau di Tanah Air,” ujar Erick melalui unggahannya di Instagram dikutip Selasa (31/10/2023).
Mengenai kelanjutan investasi BYD di Tanah Air, Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, investasi segera terealisasi dan hanya menunggu terbitnya aturan mengenai insentif mobil listrik.
Adapun, insentif yang dimaksud adalah penghapusan pajak pertambahan nilai (PPN) impor kendaraan utuh (CBU) mobil listrik dapat memperluas pasar mobil listrik atau electric vehicle (EV) di Indonesia.
Peraturan-peraturan yang menyangkut terkait insentif dan beberapa kebijakan untuk kendaraan listrik pun disebut sudah selesai dan hanya tinggal menunggu harmonisasi.
“BYD saya kira nanti kalau peraturannya sudah selesai dan Perpres-nya keluar ya insyaallah akan segera [terealisasi],” ujar Luhut di Grand Sahid Jaya Hotel, Kamis (14/9/2023).
Mengenai Perpres tersebut, Luhut menuturkan, nantinya selama BYD sedang melakukan konstruksi pabrik, produsen mobil listrik asal China tersebut diperbolehkan untuk melakukan impor completely built up (CBU) dengan kuota yang telah disesuaikan.