Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penjualan Mitsubishi Fuso Anjlok, Terdampak Batu Bara dan Sawit Rontok

Penjualan truk Mitsubishi Fuso secara wholesales mencapai 23.363 unit sepanjang Januari-September 2023, turun 11,94% secara tahunan.
Mekanik Mitsubishi Fuso. / KTB
Mekanik Mitsubishi Fuso. / KTB

Bisnis.com, JAKARTA — PT Krama Yudha Tiga Berlian Motors (KTB) selaku pemegang merek Mitsubishi Fuso menyebut sektor logistik masih menjadi penyumbang penjualan terbesar. Sementara sektor komoditas seperti tambang dan sawit menjadi faktor pendorong logistik.

Direktur Sales dan Marketing Mitsubishi Fuso Duljatmono mengatakan sekitar 50% persen penjualan truk berasal dari sektor logistik. Namun, dia menegaskan sektor komoditas merupakan pemicu untuk sektor lainnya, termasuk logistik. 

“Kalau bicara demand kontribusinya logistik paling besar bisa 50% lebih. Secara persentase kontribusi CPO dan batu bara kalah, tapi pembangkitnya dari komoditas dan itu menjadi indikator pertumbuhan kuat,” ujarnya kepada Bisnis, Kamis (19/10/2023).

Adapun menurut data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) penjualan truk Mitsubishi Fuso secara wholesales mencapai 23.363 unit sepanjang Januari-September 2023, turun 11,94% dibanding periode sama tahun lalu (YoY) sebanyak 26.531 unit.

Rinciannya untuk light truck mencapai 20.187 unit, medium truck 2.847 unit, dan heavy truck sebanyak 329 unit.

Menurutnya penjualan yang menurun tersebut disebabkan oleh kondisi perekonomian dan juga faktor pembiayaan atau leasing dari sektor pertambangan. Sementara untuk sawit masih relatif stabil meski tidak setinggi pada awal tahun.

“Kalau sektor masih CPO itu relatif September baik, tapi tidak sebaik awal tahun. Harga coal juga bagus tapi demand tidak stabil terutama karena isu sektor tambang ini leasing cukup ketat,” jelasnya.

Di sisi lain, dia juga menyebut penjualan sampai akhir tahun sulit diprediksi seiring adanya beberapa faktor seperti perkembangan politik Tanah Air yang membuat pengusaha cenderung wait and see dan membuat sektor logistik terhambat.

Kemudian adanya situasi geopolitik seperti perang Israel-Hamas, dan Rusia-Ukraina juga berpengaruh terhadap harga minyak yang turut berdampak pada perekonomian dan penjualan truk.

“Kami belum tahu [penjualan] sampai Desember karena ada situasi politik kampanye pendaftaran Pemilu. Kemudian situasi global fluktuatif kurang stabil dan itu membuat sulit untuk diprediksi. Harapannya dari domestik ada pertumbuhan,” tuturnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Kahfi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper