Bisnis.com, JAKARTA — PT Hino Motors Sales Indonesia (HMSI) menyebut akan melakukan efisiensi biaya seiring nilai tukar rupiah yang kian melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
Chief Operating Officer (COO) Hino Motors Santiko Wardoyo mengatakan bahwa pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS tidak serta merta membuat harga produk termasuk yang masih impor secara utuh atau completely built up (CBU) mengalami kenaikan.
“Ya cost efisiensi segala macamlah, kami tidak serta merta terus melakukan penyesuaian ya. Kalau ada [cost] yang bisa kami tekan dulu ya akan kami tekan dulu,” ujarnya kepada Bisnis, Senin (9/10/2023).
Data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mencatat impor CBU Hino sepanjang Januari-Agustus 2023 mencapai 1.727 unit, naik 56,4 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebanyak 1.104 unit.
Adanya kenaikan impor tersebut dilakukan seiring adanya penyesuaian dengan permintaan akan produk Hino. Sektor yang mendorong impor dari Hino tersebut adalah logistik untuk melakukan ekspedisi kargo. Selain itu, segmen bus juga disebut mendapat cukup banyak permintaan.
Hino pun belum akan menurunkan volume impor CBU selama penjualan masih menunjukan peningkatan. Santiko pun menyebut Hino akan lebih memilih “wait and see” sebelum menentukan langkah selanjutnya mengenai pelemahan rupiah.
Baca Juga
Nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing disebut bersifat fluktuatif dan memiliki dampak secara jangka panjang. Dia pun menyebut akan menunggu setidaknya dua bulan lagi dampak dari nilai tukar dan mencoba menelaah perubahan yang perlu dilakukan.
Menurutnya, pemerintah juga akan membuat suatu keputusan maupun strategi untuk menyeimbangkan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Jika nilai tukar rupiah dibiarkan terus melemah, maka penyesuaian harga menjadi sesuatu yang tidak bisa dihindari.