Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Belajar dari AS, Program Mobil Listrik Berujung Polemik Politik

Joe Biden dan Donald Trump tengah mencari dukungan di tengah aksi mogok pekerja otomotif yang menilai kebijakan mobil listrik mengancam masa depan mereka.
Ilustrasi pengguna sedang mengisi baterai mobil listrik./ Dok. Freepik.
Ilustrasi pengguna sedang mengisi baterai mobil listrik./ Dok. Freepik.

Bisnis.com, JAKARTA- Program pengembangan mobil listrik (Electric Vehicle/EV) tidak semulus dicita-citakan, bukan saja di Indonesia, melainkan juga di negara maju sebagai pasar terbesarnya seperti Amerika Serikat. Program EV di AS justru jadi ajang gebuk-gebukan politik antara kubu Republik diwakili Donald Trump dengan Presiden AS Joe Biden.

Dikutip dari Bloomberg, Jumat (29/9/2023), Serikat Pekerja Otomotif AS (UAW) tengah menggelar aksi mogok kerja di Michigan. Mereka menyasar tuntutan kepada tiga produsen otomotif raksasa di AS, yakni Ford, General Motors, dan Stellantis NV.

Para buruh menilai seiring program pengembangan EV, bakal mengikis lapangan kerja, hingga menurunkan benefit bagi buruh. Hal itu seiring pabrikan mengejar efisiensi di tengah perlombaan meraih pasar lebih besar serta tren perang harga.

Di tengah kemelut tersebut, kandidat Partai Republik sekaligus mantan presiden Donald Trump ikut mendukung aksi buruh. Hal itupun direspon negatif oleh Presiden Joe Biden yang berasal dari Partai Demokrat.

Presiden Joe Biden menampik kritik  Donald Trump terkait program pengembangan EV. Keduanya tengah sengit beradu argument jelang Pemilu 2024.

Manuver Biden dan Trump pun dinilai menyasar dukungan dari buruh yang terorganisir, salah satunya UAW.

“Orang ini [Trump], argumen yang dia buat sekarang tentang pekerja otomotif adalah 'Biden adalah masalah, karena Biden ingin memiliki kendaraan listrik,” kata Biden.

Biden juga mengecam Trump, karena menyampaikan pidato dan kritik terkait kebijakan EV itu di sebuah pemasok mobil non-serikat pekerja di Michigan. Sebaliknya, mogok pekerja sendiri diorganisir UAW, menuntut tiga raksasa otomotif Detroit.

“Gagasan bahwa dia [Trump]  pergi ke serikat pekerja – padahal bertemu manajemen – dan dia membayar mereka untuk memasang tanda yang menyatakan bahwa mereka adalah anggota serikat pekerja? Ayolah,” sergah Biden.

Baik Biden maupun Trump minggu ini melakukan kunjungan ke Michigan untuk merayu pemilih kelas bawah di tengah pemogokan UAW terhadap General Motors Co., Ford Motor Co. dan Stellantis NV. Duel yang dikunjungi ini menyoroti bagaimana perselisihan perburuhan dan perebutan dukungan serikat pekerja telah menjadi titik konflik kampanye tahun 2024.

Biden mengunjungi para pemogok di pabrik GM di pinggiran kota Detroit pada hari Selasa, mengatakan kepada para pekerja yang mogok untuk “bertahan,” dan mendukung tuntutan serikat pekerja untuk kenaikan gaji yang besar. Pemogokan ini berpusat pada tunjangan, keterwakilan, dan kebijakan terhadap energi bersih, yang dikhawatirkan oleh para pemimpin buruh dan pekerja otomotif akan berarti lebih sedikit pekerjaan di fasilitas serikat pekerja dan upah yang lebih rendah.

Trump pada hari Rabu melewatkan debat calon presiden Partai Republik yang kedua dan berbicara di depan orang banyak yang diundang ke pabrik Drake Enterprises, pemasok suku cadang non-serikat pekerja, di Michigan.

Trump dan rekan-rekannya dari Partai Republik mengecam kebijakan Biden terhadap energi ramah lingkungan, dengan mengatakan bahwa transisi kendaraan listrik akan membebani konsumen AS dengan harga mobil yang lebih tinggi dan merugikan pekerjaan para pekerja otomotif di AS.

“Anda bisa setia pada buruh Amerika atau Anda bisa setia pada orang-orang gila lingkungan. Tapi Anda tidak bisa benar-benar setia pada keduanya, itu salah satunya,” kata Trump pada Rabu malam.

Mantan presiden tersebut juga menyerang GM dan Ford karena tidak berbuat lebih banyak untuk menolak kebijakan kendaraan listrik Biden.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Kahfi
Editor : Kahfi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper