Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Lawan Mobil China, Prancis Racik Ulang Kriteria Subsidi Kendaraan Listrik

Prancis bakal mempersempit kriteria penerima subsidi kendaraan listrik. Langkah ini bertepatan dengan penyelidikan terhadap subsidi kendaraan listrik China.
Ilustrasi kendaraan listrik. /Freepik
Ilustrasi kendaraan listrik. /Freepik

Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah Prancis tengah meracik ulang kriteria subsidi kendaraan listrik yang dirancang untuk mengecualikan mobil buatan China.

Dilansir dari Nikkei Asia pada Rabu (20/9/2023), pemerintah Prancis sejatinya memberikan insentif kendaraan listrik tunai kepada masyarakat hingga 5.000 euro atau setara dengan US$5.360. Namun, pemerintah mempersempit kriteria untuk bonus ramah lingkungan.

Metode penghitungan skor lingkungan ini secara tidak langsung bertujuan untuk membatasi impor mobil China berdasarkan rencana industri hijau pemerintah Prancis.

Menteri Ekonomi dan Keuangan Prancis Bruno Le Maire mengatakan, pemerintah bakal menghentikan subsidi kendaraan listrik yang memiliki jejak karbon buruk dan mempromosikan produksi industri rendah karbon. Bahkan, pemerintah Prancis telah menganggarkan lebih dari 1 miliar euro untuk bonus ramah lingkungan.

Kriteria baru pada subsidi ini nantinya akan didasarkan pada jenis energi yang digunakan dalam memproduksi kendaraan yang lantas secara otomatis mengecualikan hampir semua model yang diproduksi di China.

Hal ini lantaran pabrik-pabrik mobil di China sangat bergantung pada batu bara sebagai bahan bakarnya. Sementara itu, Prancis bergantung pada sumber energi campuran, yang membuat konsumen mobil lokal akan mendapatkan keuntungan dari bonus ramah lingkungan.

Seorang pejabat Kementerian Perekonomian Prancis mengatakan, kriteria baru ini akan sesuai dengan peraturan dari World Trade Organization (WTO) mengenai dampak lingkungan.

Dia pun menyebut, diperkirakan sepertiga dari kendaraan bersubsidi memiliki jejak karbon yang buruk. Sedan kecil buatan China disebut menghasilkan emisi 45 persen lebih banyak dibandingkan model yang sama dari buatan Eropa.

“Diperkirakan sepertiga kendaraan bersubsidi memiliki jejak karbon yang buruk” pada produksinya, kata seorang pejabat Kementerian Perekonomian dalam konferensi pers pada hari Senin.

“Biasanya, baterai yang diproduksi di China mengeluarkan karbon 1,7 kali lebih banyak [selama proses manufaktur] dibandingkan baterai yang diproduksi di Prancis, karena bauran energi kedua negara,” kata pejabat tersebut.

Dia juga mengatakan, Badan Transisi Ekologi Prancis dengan menggunakan data yang disediakan oleh produsen telah merancang sebuah metodologi untuk menghitung emisi gas rumah kaca dari tahap produksi.

Hal ini pun akan memperhitungkan jejak karbon produksi, termasuk bahan dan baterai yang digunakan, serta transportasi.

“Alasan di balik reformasi ini adalah untuk menurunkan jejak karbon kita sebanyak mungkin, bukan hanya yang dihasilkan di Perancis, bukan hanya emisi kita, tapi juga emisi impor,” katanya.

Langkah yang ditempuh oleh pemerintah Prancis ini hanya berselang beberapa hari pasca-Komisi Eropa mengumumkan bakal melakukan penyelidikan terhadap subsidi kendaraan listrik China yang membanjiri pasar dengan mobil murah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper