Bisnis.com, JAKARTA – Raksasa produsen truk seperti Volvo, Volkswagen hingga Daimler tengah berupaya mengembangkan truk listrik berbasis baterai dan sel.
Dilansir dari Bloomberg (22/8/2023), masing-masing produsen itu bahkan mematok target ambisius pada 2030. Daimler Truck memperkirakan penjualan truk berbasis listrik ataupun fuel cell (FCEV) akan mencapai 60 persen dari penjualan Eropa pada 2030.
Volkswagen Traton dan Volvo menargetkan pangsa 50 persen truk berbasis listrik hingga 2030.
Rencana dekarbonisasi menjadi target yang tinggi untuk perusahaan-perusahaan ini. Sejauh ini, teknologi listrik Electric Vehicle (EV) baru menyumbang 1 persen terhadap penjualan Volvo. Sedangkan Daimler, Scania, MAN, dan Navistar dari Traton mencatat sekitar 0,3 persen penjualan berasal dari EV.
Ketiga perusahaan truk ini secara kolektif menguasai kurang dari seperempat dari 4,5 juta pasar global untuk truk dan bus pada tahun lalu.
Untuk mengembangkan teknologi listrik, masing-masing pabrikan bersiap menggelontorkan dana jumbo. Seperti Traton akan menghabiskan sekitar €2,6 miliar (US$2,8 miliar) untuk proses elektrifikasi dalam enam tahun sampai 2026.
Baca Juga
Daimler berkomitmen melakukan sebagian besar penelitian dan pengembangan pada teknologi kendaraan listrik pada 2025. Tahun lalu, Daimler menghabiskan sebesar €1,6 miliar untuk pengembangan tersebut.
Kombinasi pasar truk listrik yang masih kecil dan investasi besar menandakan tahun-tahun yang penuh tantangan bagi produsen kendaraan komersial. Transisi serupa terbukti rumit di sektor mobil penumpang, yang masih memakan waktu beberapa tahun ke depan.
Produsen truk tampaknya telah belajar dari rekan-rekan mereka di bidang manufaktur mobil, dengan fokus pada negara-negara dengan dukungan kebijakan paling kuat terhadap truk tanpa emisi, dan pada pelanggan dengan kemauan membayar tertinggi.
Setidaknya 60 kebijakan yang secara khusus menargetkan sektor ini sudah diterapkan di Tiongkok, Amerika Serikat, dan negara-negara Eropa, menurut data BloombergNEF.
Dalam beberapa kasus, pemerintah menawarkan dukungan secara simultan untuk memproduksi dan membeli kendaraan tersebut. Pembeli saat ini biasanya memiliki atau menggunakan armada besar, cenderung memiliki target dekarbonisasi sendiri, dan dalam beberapa kasus menetapkan harga untuk emisi CO2 mereka. (Andy Kristian Repi)