Bisnis.com, JAKARTA — Produsen kendaraan listik China, BYD Co Ltd akan membatalkan rencana investasi untuk kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) senilai US$1 miliar atau setara Rp15,08 triliun (kurs jisdor Rp15.083) di India.
Dilansir dari Reuters pada Sabtu (29/7/2023), seorang eksekutif BYD telah mengabarkan Megha Engineering bahwa mereka akan menahan rencana investasi tersebut pasca proposal investasi ditolak oleh pemerintah India.
Adapun BYD bersama Megha Engineering and Infrastructures sebagai salah satu mitranya telah mengajukan proposal kepada pemerintah India untuk membangun mobil listrik pada April 2023.
Beberapa pejabat pemerintah India pun mempermasalahkan keamanan mengenai investasi dari perusahaan China. Pihak BYD sendiri paham bahwa proposal investasinya memiliki muatan politis akibat pengawasan investasi China di India.
Pemerintah India pun telah melakukan pengawasan lebih ketat mengenai investasi dari China mulai 2020 seiring adanya serangkaian benturan perbatasan antara kedua negara tersebut.
Dalam proposalnya, BYD mengusulkan untuk mulai memproduksi kendaraan listrik di india pada 2025. Namun, keputusan mengenai proposal investasi tersebut nantinya akan diambil oleh Kementerian Perdagangan dan Industri Berat India.
Baca Juga
Keputusan akhir apakah akan menyetujui proposal investasi BYD akan diambil oleh kementerian perdagangan dan industri berat India.
BYD sendiri mulai memasuki pasar India pada 2007 dengan memproduksi baterai dan komponen untuk pembuatan telepon genggam. Kemudian pada 2013, BYD mulai membangun bus listrik bersama Megha Engineering melalui perusahaan patungan bernama Olectra Greentech di India.
Adapun nilai investasi BYD di India mencapai US$200 juta dengan menjual SUV listrik Atto 3 dan e6 EV dalam bentuk corporate fleets, dan berencana untuk meluncurkan sedan listrik Seal pada akhir 2023.
Sekitar 1.950 mobil telah dijual oleh BYD di India sejak perusahaan asal China tersebut memulai penjualannya pada 2022.