Bisnis.com, JAKARTA- Investasi mobil listrik Thailand terus menggeliat, pun begitu pertumbuhan penjualan dan produksi electric vehicle (EV). Secara kuantitatif, Indonesia terus tertinggal.
Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan battery electric vehicle (BEV) di Indonesia telah mencapai 4.663 unit. Hanya terdapat dua pabrikan yakni Hyundai dan Wuling yang ikut program pemerintah dan menjadi penopang penjualan.
Sebaliknya, berdasarkan data Autolife Thailand, penjualan lima bulan pertama mobil listrik berbasis baterai di "Negeri Gajah Putih" mencapai 24.106 unit. Keunggulan itu belum menghitung realisasi investasi pabrikan EV di Thailand.
Berdasarkan hasil wawancara Bloomberg dengan Pejabat Board of Investment (BoI) Thailand, kebijakan negara tersebut lebih unggul dari negara lain di kawasan. Selain itu, ekosistem industri, serta iklim politik dan kebijakan jauh lebih kondusif.
Bahkan, Thailand tercatat telah menarik 75 miliar baht (US$2,2 miliar) dari industri EV, dipimpin oleh sejumlah besar investasi China dari BYD Co., Great Wall Motor Co. dan SAIC Motor Corp. Changan Auto Co. dan GAC Aion New Energy Automobile Co. . akan segera menyelesaikan rencana investasi, disusul dan Chery Automobile Co.
Dari sisi kebijakan, perusahaan yang berinvestasi setidaknya 5 miliar baht dalam pembuatan EV dapat dibebaskan dari tarif pajak perusahaan 20 persen selama tiga hingga delapan tahun. Insentif tambahan untuk produksi suku cadang EV utama bisa mendapatkan diskon pajak 50 persen selama lima tahun ke depan.
Baca Juga
Kini, Thailand membidik investasi pembuat baterai di tengah persaingan ketat dari AS dan Eropa, yang telah meluncurkan program seperti Undang-Undang Pengurangan Inflasi (IRA) untuk membangun industri baterai dalam negeri.
Untuk itu, paket subsidi miliaran baht sedang dikerjakan dan akan diajukan ke pemerintah baru untuk disetujui.
Berikut petikan wawancara Bloomberg dengan Narit Therdsteerasukdi, Sekretaris Jenderal BoI Thailand terkait investasi EV. Dewan Investasi Thailand, yang mengawasi investasi asing ke negara itu.
Thailand telah menetapkan target 30 persen dari produksi mobilnya menjadi kendaraan bersih pada tahun 2030, sebuah strategi yang dijuluki 30@30. Itu akan membutuhkan produksi domestik tahunan baterai 40 gigawatt jam, cukup untuk memberi daya pada 725.000 kendaraan.
Saya yakin EV akan menjadi agenda utama pemerintahan baru. Target kami adalah mempertahankan juara di Asia Tenggara, dan menjadi 10 besar dunia di industri EV