Bisnis.com, JAKARTA – Kuota subsidi motor listrik dari pemerintah telah mencapai 199.389 unit, artinya jumlah orang yang bakal menerima bantuan tersebut telah mencapai 611 calon pembeli hingga Senin, (29/5/2023) sore.
Mengacu data situs Sistem Informasi Pemberian Bantuan Pembelian Kendaraan Listrik Roda Dua (Sisapira), sebanyak 609 pendaftar sudah masuk dalam daftar calon pembeli motor listrik atau masyarakat yang sudah termasuk dalam empat kategori yang ditetapkan.
Ratusan pendaftar tersebut saat ini masih berstatus menunggu untuk penerbitan STNK dan TNKB motor listrik. Kemudian, berdasarkan data yang sama, terdapat dua pendaftar yang sudah melakukan verifikasi kesesuaian data transaksi penjualan yang kemudian bakal diajukan penggantian potongan harga ke Perusahaan Industri.
Namun, dengan target alokasi subsidi yang dicanangkan pemerintah sebanyak 200.000 unit hingga akhir 2023, angka calon pembeli motor listrik dengan subsidi masih sangat jauh dari kuota yang disediakan.
Oleh karena itu, Ketua Umum Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (Aismoli) Budi Setiyadi mengatakan saat ini APM harus pro aktif menjemput bola untuk menawarkan produknya kepada masyarakat dengan kategori subsidi.
Terlebih, kata Budi, berdasarkan dari data kementerian yang terkait dengan subsidi seperti Kementerian Sosial, Kementerian Koperasi dan sebagainya. Aismoli mendapatkan data calon penerima subsidi ini mencapai 30 juta penduduk, artinya secara kuantitas masyarakat sudah banyak sekali untuk menjadi calon penerima bantuan ini.
Baca Juga
“Tapi dari masyarakat itu apakah ada yang inisiatif untuk beli? seperti yang disampaikan dengan menko maritim harus ada peran aktif dari kami [industri]. Saya minta kepada APM yang sudah mencapai TKDN 40 persen, kalau bisa jangan menunggu bola tapi harus proaktif,” kata Budi dalam Dialog Forum Merdeka Barat 9 (FMB9), Senin (29/5/2023).
Persoalannya, Budi mengaku bahwa tidak semua masyarakat dalam empat kategori, KUR, BSU, BPUM dan penerima subsidi listrik minat membeli motor listrik. Oleh karena itu, program subsidi ini bisa dimulai dengan menyasar pembeli potensial seperti ojek atau ojol yang dalam kesehariannya memanfaatkan sepeda motor.
“Jadi memang disini semua harus berperan karena mungkin barangkali pemanfaatan masyarakat [potensial] kalau ojek sudah pasti untuk kerja. Jadi memang kalau kita lihat dari kami harus aktif melakukan marketing dan semua tokoh-tokoh dari empat [kategori] masyarakat yang bisa membeli bantuan pemerintah tadi,” tutupnya.