Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Hyundai Pastikan Pabrik Baterai Beroperasi 2024, Banyak Problem di Hulu

Hyundai Motor Group memastikan pabrik sel baterai yang dikerjakan bersama LG Energy dan pabrik pack baterai bakal beroperasi pada 2024.
Perakitan baterai untuk mobil listrik/ Bloomberg
Perakitan baterai untuk mobil listrik/ Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – PT Hyundai Motors Indonesia (HMID) memastikan pabrik sel dan  pack baterai mobil listrik  beroperasi pada 2024. Namun, hingga saat ini dari sisi hulu, LG yang merupakan ujung tombak proyek baterai tersebut masih mempunyai masalah terkait kesepakatan konsorsium.

Head of Public Relation Hyundai Motors, Uria Simanjuntak mengatakan kedua pabrik Hyundai baik sel dan pack akan segera berjalan tahun depan.

“Sesuai rencana dari global, pabrik battery cell dan pabrik battery pack direncanakan akan mulai beroperasi di tahun 2024,” kata Uri kepada Bisnis, Selasa (16/5/2023).

Investasi pabrik baterai Hyundai, terdiri dari dua rantai produksi. Pertama, bersama LG Energy, Hyundai Group mendirikan pabrik sel baterai yang telah dibangun sejak September 2021. Sedangkan, untuk pabrik pack baterai, Hyundai Motor Group berkomitmen untuk memulai pembangunan pada paruh pertama tahun ini. 

Persoalannya, hingga saat ini dari sisi hulu rantai produksi baterai masih bermasalah. Rencana kerja sama tambang nikel antara PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) bersama dengan konsorsium LG Energy Solution (LG) masih terkendala hingga saat ini.

Bahkan, rencana kerja sama hilirisasi bijih nikel pada konsesi izin usaha pertambangan (IUP) milik anak usaha ANTM, PT Nusa Karya Arindo (NKA) yang berlokasi di Maluku Utara, Halmahera Timur terancam terhambat.

Adapun,IUP yang mencapai 20.763 hektare itu bakal didivestasi dengan LG Chem, sehingga perwakilan konsorsium LG nantinya pada NKA. Rencananya bakal menghimpit saham minoritas di anak usaha ANTM tersebut.

“Saat ini masih tertunda karena menunggu kepastian finalisasi anggota konsorsium LG tersebut,” katanya.

Persoalannya, jika pemilihan konsorsium ini terus bermasalah maka produksi baterai kendaraan listrik Hyundai dan LGES di Indonesia dikhawatirkan bakal menggunakan bahan baku baterai impor.

Sebagai informasi, berdasarkan Laporan Tahunan (Annual Report) milik LG Energy Solution yang berakhir pada Desember 2022, pabrik sel baterai LG bersama Hyundai itu diketahui bernama PT HLI Green Power.

LG Energy menempatkan perusahaan itu sebagai usaha patungan dengan kepemilikan 50 persen. Hingga Desember 2022, total aset yang dimiliki LG Energy di HLI Green Power mencapai 667,9 miliar won, atau setara Rp7,4 triliun per Desember 2022.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Kahfi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper