Bisnis.com, JAKARTA - PT Isuzu Astra Motor Indonesia (IAMI) masih memerlukan studi untuk memboyong maupun memproduksi kendaraan listrik niaga ke Indonesia, seiring dengan adanya kebijakan subsidi dari pemerintah.
Deputy Business Operation Division Head PT Isuzu Astra Moses Kosasih mengatakan pihaknya masih perlu waktu dalam mendistribusikan kendaraan listrik niaga di Indonesia.
"Kalau akhirnya memutuskan pergi ke listrik tentunya kami akan siapkan ke sana dan hari ini teknologinya ada hanya untuk masuknya itu butuh waktu apakah mau langsung atau menunggu," kata Moses di sela GJAW 2023, Selasa (15/3/2023).
Kemudian, dia menambahkan pertimbangan untuk menghadirkan kendaraan listrik di Tanah Air itu adalah belum terlalu urgen. Sebab, kata Moses, untuk kendaraan komersial saat ini diarahkan ke pemanfaatan biodiesel seperti B35 dan peningkatan campuran ke depan.
"Pertimbangannya ya urgensinya, bukan tidak mau ke arah sana [kendaraan listrik] secara kepentingan saat ini pemerintah sudah lebih mengarahkan kendaraan komersial untuk pemanfatan b35 dan b40 dan kami lebih kesana," jelasnya.
Adapun, kata Moses, pertimbangan waktu pengisian dan lamanya ketahanan baterai masih menjadi masalah kendaraan listrik niaga di Indonesia. Pasalnya, kendaraan jenis ini biasa digunakan untuk jarak tempuh yang jauh, artinya lama pengisian baterai akan mengganggu pengiriman.
Baca Juga
"Anggap saja kita punya kendaraan listrik dengan daya 350 kw, ini asumsi bisa mengirim barang dari Jakarta ke Semarang terus yang di transport udang, dan ini [udang] mati karena lamanya nge-charge di Jalan. Pertama, delivery tertunda, supply chain terganggu, barang rusak di jalan," ungkap Moses.
Kendati demikian, Isuzu tetap berusaha menuju kesana dengan bukti pabrikan Jepang ini telah meluncurkan kendaraan listrik niaga di Jepang dan Amerika untuk percobaan. "Bukan berarti Isuzu tidak kesana, kami terus melakukan studi dan buktinya di jepang dan amerika laughing ev untuk trial," pungkasnya.