Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Alasan Daimler Tak Produksi Light Duty Truck di Indonesia

PT Daimler Commercial Vehicles Indonesia (DCVI) belum tertarik memangsa segmen light duty truck.
Logo Daimler. /ANTARA
Logo Daimler. /ANTARA

Bisnis.com, JAKARTA – PT Daimler Commercial Vehicles Indonesia (DCVI) mengatakan untuk saat ini tidak akan memangsa segmen Light Duty Truck di Indonesia.

President Director PT DCVI Jung Woo Park mengatakan perusahaan belum tertarik memangsa segmen light duty truck mengingat segmen tersebut sudah dikuasai oleh sister company mereka yaitu Mitsubishi Fuso.

"Kami belum ada arah ke Light Duty Truck [LTD], saat ini kami akan fokus ke Medium Duty Truck [MTD] dan Heavy Duty Truck [HDT]," ujar Jung Woo Park pada Selasa (14/12/2021).

Adapun, baru baru ini DCVI baru saja memproduksi HDT yang sudah memenuhi standar Euro 4 yaitu Mercedes- Benz Axor. Produksi tersebut dilakukan di dalam negeri yakni di pabrik Wanaherang, Bogor, Jawa Barat.

Jung Woo mengatakan dengan memproduksi Axor secara lokal, maka menjadi langkah perusahaan asal Jerman ini  menyambut standar emisi Euro 4 yang akan dimulai pada bulan April 2022.

Adapun unit Mercedes-Benz Axor tersebut telah dilengkapi sistem pembakaran selective catalytic reduction (SCR) dan Adblue yang sudah lama digunakan oleh Daimler Trucks sejak standar Euro 4 pertama kali diperkenalkan. 

Kelebihan lain di truk ini, interval perawatan ditingkatkan jadi 50.000 km untuk truk Euro 4 dengan sistem tambahan pada mesin yang menjaga oli mesin tetap bersih sepanjang waktu.

Unit pump injection engine juga diklaim andal, waktu operasi (uptime) yang tinggi dengan interval perawatan yang lebih panjang, serta efisiensi bahan bakar yang tinggi dengan emisi yang lebih bersih berkat teknologi SCR.

Dari sisi teknis, Axor terbaru ini memiliki Gross Vehicle Weight Rating sebesar 26.500 Kg dari yang sebelumnya hanya sebesar 25.000 Kg.

Selain itu, Mercedes-Benz Axor ini juga mendapatkan pembaruan di bagian axle yang sebelumnya memiliki kapasitas axle depan-belakang sebesar 6.000 Kg – 19.000 Kg menjadi 6.500 Kg – 20.000 kg. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper