Bisnis.com, JAKARTA — Insentif pajak penjualan atas barang mewah atau PPnBM 100 persen terbukti memberikan dampak positif terhadap penjualan. Namun, pasar otomotif juga dilingkungi oleh banyak faktor, salah satunya stabilitas ketersediaan komponen.
Business Innovation and Sales & Marketing Director PT Honda Prospect Motor (HPM), Yusak Billy, mengatakan diskon PPnBM 100 persen terbukti efektif mendorong pertumbuhan pasar otomotif dalam beberapa bulan terakhir
Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) melaporkan penjualan mobil naik 60,8 persen secara tahunan pada Januari–Juli 2021. Penjualan ritel juga terkerek naik 38,4 persen dibandingkan realisasi tahun lalu.
Namun, apabila tak ada aral melintang, kebijakan diskon PPnBM 100 persen yang disahkan Kementerian Keuangan lewat Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 77/PMK.03/2021 akan berakhir pada bulan ini. Tanpa ada perubahan aturan, sepanjang September-Desember diskon tersebut akan susut dari 100 persen menjadi 25 persen.
“Kami menilai bahwa akan ada dampak terhadap pasar jika ada perubahan insentif di pasar otomotif saat ini,” ujarnya saat dihubungi Bisnis, Senin (30/8/2021).
Meskipun demikian, dia menyatakan pasar otomotif nasional tidak hanya dipengaruhi oleh insentif, tetapi juga stabilitas pasokan komponen yang memengaruhi tingkat produksi.
“Karena itu, kami terus memonitor berbagai kondisi tersebut, terutama jaringan komponen global yang saat ini juga terdampak oleh pandemi sambil terus memaksimalkan produksi untuk memenuhi permintaan konsumen,” kata Billy.
Billy mengakui bahwa HPM tengah mengalami kendala terhadap pasokan semikonduktor. Pihaknya saat ini melakukan penyesuaian produksi sejalan dengan kondisi aktual berdasarkan pasokan komponen ataupun permintaan dari konsumen.