Bisnis.com, JAKARTA - Salah satu komponen penting dalam mesin sepeda motor berteknologi injeksi adalah injektor. Komponen satu ini memiliki tugas menyemprotkan bensin ke ruang bakar dengan cara pengabutan.
Performa maupun daya tahan injektor ini sangat bergantung pada pemakaian jenis bahan bakar. Namun, sayangnya, banyak pemilik motor injeksi saat ini hanya mengandalkan bensin murah bersubsidi dengan oktan rendah, padahal bensin beroktan tinggi lebih disarankan untuk sepeda motor yang sudah dilengkapi teknologi injeksi.
Dikutip dari laman resmi Suzuki, pengaruh memakai bensin beroktan rendah adalah tingkat kebersihan bensin menjadi kurang baik, sehingga bisa menyebabkan komponen FI (fuel injection) yang sensitif menjadi lebih mudah tersumbat.
Mesin berteknologi injeksi rata-rata rasio kompresinya tinggi, di atas 9 :1. Tujuannya, membuat sepeda motor berteknologi injeksi menjadi lebih irit. Akan tetapi, hal ini baru bisa tercapai jika diisi oleh bensin yang sesuai spesifikasi alias beroktan tinggi.
Semakin besar kompresi mesin, maka akan semakin butuh bahan bakar berkualitas. Dengan memakai bensin beroktan rendah, gejala detonasi cepat atau lambat akan muncul.
"Pada dasarnya mesin injeksi memang minim perawatan, asal dibarengi dengan selalu memakai bahan bakar beroktan tinggi, sesuai spesifikasi," tulis keterangan resmi Suzuki.
Baca Juga
Sering dijumpai pompa bensin sepeda motor sport injeksi macet karena selalu diisi dengan bensin beroktan rendah.
Ciri-ciri sepeda motor injeksi yang selalu ‘minum’ bensin beroktan rendah adalah aki cepat tekor karena pompa bekerja lebih keras akibat kotoran menyumbat filter bensin.
Oleh sebab itu, jika memiliki sepeda motor injeksi sebaiknya isi bensin beroktan tinggi, sesuai spesifikasi agar sepeda motor tidak mengalami masalah.