Bisnis.com, JAKARTA - Para penjual mobil bekas diyakini akan merasakan keuntungan dari trend meningkatnya minat masyarakat terhadap mobil-mobil segmen sport utility vehicle (SUV) pada tahun depan.
Presiden Direktur Mobil88 Halomoan Fischer mengatakan tren pada mobil bekas tergantung pada mobil baru. Jadi sejalan dengan tren kenaikan SUV dalam dua tahun belakangan atau sejak 2016 yang terjadi secara global, penjual mobil bekas akan merasakan manfaatnya 3 tahun setelah periode pembelian mobil baru atau dimulai pada 2019.
Alasannya, konsumen yang sudah melunasi angsuran rata-rata selama tiga tahun berpotensi menjual kendaraannya untuk menukar-tambah sehingga stok mobil bekas akan tersedia lebih banyak ketimbang saat ini.
"Kalau bicara tren global, sebenarnya 2 tahun ini ada pergeseran, dulu masyarakat tahunya MPV, 2-3 tahun belakangan mulai ada kenaikan pada city car dan SUV," kata Halomoan Fischer, Jumat (18/5/2018).
"Kapan terasa di mobil bekas? Dalam 2-3 tahun lagi. Kami merasa banyak yang cari SUV tapi barangnya belum banyak karena yang kami jual adalah barang yang laku 3-4 tahun lalu, jadi SUV belum banyak," katanya.
Ia menimpali, "Siklus mengikuti masa kredit. Biasanya tiga tahun kredit [kemudian dijual]."
Baca Juga
Fischer memaparkan bahwa pihaknya belum bisa menaksir persentasi kenaikan SUV, kendati saat ini ia memastikan bahwa komposisi di Mobil88 masih didominasi MPV sebesar 50%, city car 20%, SUV 15% dan sisanya menjadi milik sedan dan model-model lainnya.
Ia mengatakan puncak penjualan mobil bekas periode Lebaran tahun ini akan terjadi pada pekan kedua sebelum hari raya dengan kenaikan sekira 15 persen ketimbang bulan-bulan biasa pada Januari sampai pertengahan April 2018.
Ditambahkannya, Mobil88 telah mencatatkan penjualan mobil bekas sebanyak 6.700 unit kendaraan pada periode Januari-April 2018, rata-rata penjualan 1.670 unit tiap bulan.