Bisnis.com, JAKARTA – PT Suzuki Indomobil Sales membidik kenaikan ekspor sepeda motor signifikan tahun ini. Perusahaan menargetkan bisa tumbuh 20%—30% dibandingkan dengan 2017.
Yohan Yahya Sales & Marketing 2W Dept Head SIS mengatakan hal itu disebabkan oleh meningkatkan permintaan motor kubikasi mesin 125 cc. “Kalau lihat tahun sebelumnya kelas 125 cc naik tinggi. Motor ini dipakai pemula. Pertumbuhannya sangat baik,” katanya kepada Bisnis.
Yohan menjelaskan saat ini Suzuki Indonesia mengapalkan sepeda motor ke 35 negara di dunia. Sebanyak 8 negara di antaranya di kawasan Asia, 2 di Oseania, 18 Eropa, 4 negara Amerika Selatan, dan 3 di Timur Tengah.
Menurutnya, pertumbuhan pengendara roda dua pemula di Eropa sangat potensial. Selain itu negara berkembang seperti Vietnam dan Kamboja juga akan menyumbangkan volume ekspor signifikan. “Tapi kalau di Eropa dan Kamboja itu lebih banyak bebek. Negara berkembang bebek masih sangat dominan,” jelasnya.
Ekspor unit sepeda motor utuh atau completely built up (CBU) dan terurai atau completely knock down (CKD) Suzuki Indonesia sepanjang 2017 naik 6,1% dibandingkan 2016, menjadi 113.185 unit. Tahun lalu pun merupakan pencapaian nilai penjualan ekspor sepeda motor tertingggi selama 6 tahun terakhir. Perusahaan mencatat pendapatan Rp1,5 triliun lebih.
“Komposisinya Satria itu sekitar 40%. Sisanya skutik, Young Star, dan bebek,” katanya. Seara detail, kontribusi Satria terhadap volume ekspor sebesar 35.640 unit, tumbuh 13.7% dibanding tahun lalu sebesar. Seri GSX yang menjadi penopang pasar domestik Suzuki dipasarkan ke dunia dengan total pengiriman sebanyak 16.147 unit.
Baca Juga
Kenaikan ekspor sepeda motor memberikan dampak langsung terhadap ekspor suku cadang. Ekspor suku cadang secara keseluruhan tumbuh 86,8% dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Sepanjang 2017, bukan hanya Suzuki yang menorehkan capaian ekspor roda dua positif. Berdasarkan data Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) pengiriman roda dua utuh ke negara lain tumbuh 51,8% sepanjang 2017.
Ketua Bidang Komersial Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia Sigit Kumala mengatakan, pertumbuhan ekspor kendaraan roda dua dari Indonesia sepanjang tahun lalu lebih tinggi dari perkiraan asosiasi. “Kami mengira kenaikan 30%—40%, ternyata 52%,” kata Sigit.
Dia berharap tren positif terus berlanjut dan kembali terulang pada 2018. Asosiasi berharap setidaknya pertumbuhan tahun ini bisa mendekati tahun lalu.
Menurutnya, harga kompetitif menjadi kekuatan industri sepeda motor Indonesia di kancah dunia. Kualitas pun juga menjadi satu faktor penentu.