Bisnis.com, JAKARTA – Satu warga Australia disebut meninggal akibat kecelakaan yang disebabkan kesalahan produksi kantong udara Takata. Mengutip The Sydney Morning Herald, pria 58 tahun ini terdafatar sebagai korban ke-18.
Direktur Honda Australia Stephen Collins memberitahukan bahwa pria itu mengenderai CR-V tahun 2007.
“Honda CR-V 2007 termasuk ke dalam daftar penarikan unit akibat kesalahan produksi kantong udaha Takata,” katanya, Selasa (25/7/2017).
Sebelumnya, korban ke-17 akibat penarikan produk terbesar dalam sejarah otomotif terjadi pada Juni 2016 di Amerika Serikat.
Seperti diberitakan sebelumnya, saat ini Takata harus bertanggung jawab membayar US$1 miliar.
Pihak pengadilan menyatakan perusahaan bersalah telah menyembunyikan berbagai risiko mematikan selama 15 tahun dari para konsumen serta bertanggung jawab atas kecelakaan yang terjadi.
Baca Juga
Denda senilai US$1 miliar tersebut akan dialokasikan ke pemerintah AS senilai US$$25 juta dan sisanya US$975 juta akan digunakan untuk memberikan kompensasi bagi para manufaktur otomotif serta para korban kecelakaan akibat kantung udara tersebut.
Selain itu Takata pun harus bertanggung jawab untuk memenuhi tuntutan penggantian kantong udara. Sebanyak lebih dari 100 juta unit kantong udara harus ditarik kembali dari pasar karena berpotensi meledak.
Hal itu harus dilakukan di tengah kondisi perusahaan yang masih memiliki hutang pengadaan material bahan baku produksi.
Kabar terakhir menyebutkan, Honda Motor, Toyota Motor, dan Nissan Motor menyatakan siap membantu perusahaan pemasok 20% produk kantung udara dan sabuk pengaman untuk kendaraan bermotor di dunia ini.
Honda adalah pabrikan yang terkena dampak paling besar dibandingkan pabrikan Jepang lain, diikuti Toyota dan Nissan. Berdasarkan Nakanishi Research Institute, Honda harus menarik 50 juta unit kendaraan terkait permasalahan kantung udara ini.