Bisnis.com, JAKARTA — Ford Motor Co akan melakukan penarikan kembali (recall) untuk 2,9 juta kendaraan di Amerika Utara karena adanya masalah kantong udara Takata di sisi pengemudi yang berpotensi rusak setelah regulator AS meminta perbaikan pada Januari.
Produsen mobil AS terbesar kedua itu mengatakan pada Januari akan memenuhi permintaan Administrasi Keselamatan Lalu Lintas Jalan Raya Nasional AS (NHTSA), dan penarikan kembali akan menelan biaya US$610 juta atau sekitar Rp8,78 triliun (kurs Rp14.391).
Cacat tersebut, yang dalam kasus langka menyebabkan kantung udara inflator pecah dan mengeluarkan pecahan logam. Adapun masalah kantung udara Takata ini tercatat sebagai penarikan kembali terbesar dalam sejarah Amerika Serikat, dengan total 67 juta unit.
Sebelumnya, Ford telah menarik kembali lusinan pengiriman SUV, Mustang Mach-E pertama setelah menemukan baut yang longgar. Namun, hal tersebut diperkirakan tidak akan menyebabkan kecelakaan ataupun cedera serius kepada pengendara.
"Beberapa kendaraan mungkin memiliki baut subframe yang pemasok tidak kencang sesuai spesifikasi," tulis Ford, beberapa waktu lalu.
Ford mengatakan sebanyak 1.258 unit Mustang Mach-E masuk daftar recall di AS dan 90 unit di Kanada. Sebagian besar mobil tersebut belum dikirim ke pelanggan.
"Pelanggan yang telah menerima kurang dari 75 orang. Mereka kemudian harus membawa kembali ke diler untuk diperbaiki," tulis Ford dalam pengumuman terkait recall.
Adapun kesalahan produksi kantung udara Takata berimbas kepada banyak pabrikan otomotif. Belum lama ini, Australia melaporkan 1,82 juta unit mobil di negara tersebut memiliki inflator airbag Takata yang cacat.
Cacat produksi kantung udara ini pun telah membuat pabrikan pemasok komponen otomotif, Takata mengumumkan kebangkrutan pada 2017. Perusahaan ini melaporkan pailit dengan rentetan gugatan di berbagai negara dengan beban tanggungan miliaran dolar Amerika Serikat.