Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tarif Trump 19%, Ford Masih Bungkam Soal Isu Bangun Pabrik di Indonesia

Ford belum mengungkap rencana pembangunan pabrik di Indonesia meski melihat potensi besar pasar otomotif. Saat ini, Ford masih mengimpor mobil dari Thailand.
RMA Indonesia resmi luncurkan Ford Ranger XL 2.0 pada Kamis (23/1/2025). (Bisnis/Rizqi Rajendra)
RMA Indonesia resmi luncurkan Ford Ranger XL 2.0 pada Kamis (23/1/2025). (Bisnis/Rizqi Rajendra)
Ringkasan Berita
  • Ford belum memberikan pernyataan resmi terkait rencana pembangunan pabrik di Indonesia meskipun ada potensi untuk menekan biaya produksi.
  • Ford RMA Indonesia berkomitmen memperkuat kehadiran di pasar Indonesia melalui peningkatan penjualan dan layanan purnajual.
  • Potensi pasar otomotif Indonesia dianggap menjanjikan oleh Ford, dengan fokus pada kualitas produk dan jaringan aftersales yang kuat.

* Ringkasan ini dibantu dengan menggunakan AI

Bisnis.com, JAKARTA – Produsen otomotif asal Amerika Serikat (AS) Ford, masih bungkam soal rencana untuk membangun fasilitas pabrik di Indonesia.

Perlu diketahui, produk RI yang diekspor ke AS mendapatkan penurunan tarif impor 19% dari sebelumnya 32%. Secara regional, tarif untuk Indonesia menjadi salah satu yang terendah dibandingkan negara Asia lainnya, seperti Thailand, Malaysia hingga Jepang. Namun, produk AS yang masuk ke RI diberikan tarif 0% alias bebas bea masuk.

Country Manager Ford RMA Indonesia, Toto Suharto mengatakan perseroan masih optimistis melihat potensi besar yang dimiliki oleh sektor otomotif nasional. 

"Kami percaya bahwa dengan adanya dukungan dan kebijakan yang tepat dari pemerintah Indonesia, industri otomotif kita akan memiliki daya saing yang semakin kuat di kancah global," ujar Toto kepada Bisnis, Selasa (29/7/2025).

Adapun, seluruh model Ford yang dipasarkan saat ini belum dirakit di Indonesia, melainkan masih diimpor utuh (completely built up/CBU) dari Thailand. Beberapa model yang diimpor yakni Ford Ranger XL, Ranger Raptor, dan Everest.

Alhasil, jika Ford mendirikan pabrik di Indonesia, maka perseroan berpeluang untuk menekan biaya (cost) produksi kendaraan, dibandingkan jika diimpor utuh dari Thailand. Namun, Ford masih enggan membeberkan terkait rencana ekspansi pabriknya di Tanah Air.

"Saat ini kami belum dapat memberikan pernyataan resmi terkait rencana pendirian pabrik di Indonesia. Namun, yang pasti, Ford RMA Indonesia sebagai distributor resmi Ford Motor Company berkomitmen untuk terus memperkuat kehadiran Ford di pasar Indonesia," katanya.

Menurutnya, perseroan akan memperkuat dari sisi penjualan unit maupun layanan purnajual (aftersales). Kami akan terus memantau peluang dan potensi pertumbuhan di pasar ini untuk menentukan langkah strategis ke depan.

Lebih lanjut dia mengatakan, potensi pasar otomotif Indonesia masih sangat menjanjikan. Dengan portofolio produk yang dihadirkan saat ini, mulai dari kendaraan SUV hingga pick-up, Ford optimis dapat menjawab kebutuhan dan preferensi konsumen Indonesia yang terus berkembang. 

"Meskipun tantangan ekonomi global dan dinamika daya beli menjadi faktor yang perlu dicermati, kami percaya strategi kami yang berfokus pada kualitas produk, pelayanan, serta jaringan after-sales yang kuat dapat mendorong performa penjualan secara positif hingga akhir tahun 2025," pungkasnya.

Mengacu data Gaikindo, penjualan Ford secara wholesales tercatat sebanyak 376 unit pada semester I/2025. Sementara itu, penjualan ritelnya tembus 415 unit pada periode yang sama.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rizqi Rajendra
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro