Bisnis.com, JAKARTA - Direktur Pemasaran PT Honda Prospect Motor Jonfis Fandy mengungkapkan harga jual produk-produk Honda akan mengalami kenaikan seiring dengan depresiasi rupiah dan kenaikan tingkat bunga.
Menurut Jonfis, produk Honda banyak yang didatangkan dalam produk utuh (CBU) dari luar negeri, sehingga terpengaruh oleh melemahnya rupiah terhadap dolar AS.
“Sebagian besar produk-produk yang dipasarkan Honda diimpor dari Thailand. Bahkan, selain tergantung kurs dolar, nilai impor juga dipengaruhi oleh nilai mata uang Jepang, Yen,” ungkapnya.
Dia menerangkan, mobil-mobil segmen sedan milik Honda akan mengalami kenaikan harga jual sebab semuanya masih impor. Namun, Jonfis menambahkan, HPM juga belum menentukan besaran kenaikan dan kapan harga baru itu akan diberlakuan. "Belum final dan belum ditentukan kapannya," kata Jonfis.
Direktur Pemasaran PT KIA Mobil Indonesia (KMI) Hartanto Sukmono menegaskan bahwa penaikan harga jual mobil sangat begantung dari kuat lemahnya rupiah. Menurutnya, hingga saat ini prinsipal KIA Motor Corp dari Korea Selatan juga sedang mengamati gejolak moneter yang terjadi di Indonesia.
Dia mengungkapkan mobil KIA di Indonesia semuanya dalam bentuk impor sehingga jika nilai tukar rupiah terus dalam tekanan maka pasti akan dinaikan.
“Kita menunggu kebijakan dari prinsipal dan jika dinaikan harganya maka semua tipe mobil KIA pasti naik karena di produksi di Korea Selatan dan dikirim dalam bentuk utuh ke Indonesia,” ujarnya.
Namun, hingga saat ini, KMI masih sedang memperhatikan tekanan rupiah yang terjadi dalam beberapa pekan terakhir. Hartanto mengungkapkan, jika dalam dua pekan ke depan akan terus terjadi seperti ini maka KMI akan menaikan harga jual mobilnya.