Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kondisi Politik Pengaruhi Penjualan Hyundai di China

Hubungan bilateral antara China dan Korea Selatan memengaruhi penjualan mobil Hyundai. Hal ini sebagai dampak dari aksi boikot produk yang berasal dari negeri ginseng di sana.
Hyundai Motor/Istimewa
Hyundai Motor/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA – Hubungan bilateral antara China dan Korea Selatan memengaruhi penjualan mobil Hyundai. Hal ini sebagai dampak dari aksi boikot produk yang berasal dari negeri ginseng di sana.

Hubungan kedua negara memanas akibat hadirnya Terminal High Altitude Area Defense (THHAD) milik Amerika Serikat di wilayah Korea Selatan. Kendati disebutkan bahwa THHAD dibangun untuk melindungi Korea Selatan dari Korea utara, tetapi sistem pertahanan sipil tersebut tetap membuat khawatir China.

"Dampak dari THAAD itu serius, tapi kita tetap harus terus meningkatkan penjualan unit," kata seorang tenaga penjual di sebuah dealer Hyundai di Beijing, seperti dikutip dari Reuters.com, Kamis (27/7/2017).

Penjualan Hyundai di China turun sejak April. Pada Juni 2017 volume penjualan turun 64% dibandingkan capaian Juni 2016. Hyundai menjual sekitar 35.000 unit kendaraan pada bulan tersebut di China dan afiliasinya Kia Motors sekitar 17.000 unit.

Sementara itu penjualan pada bulan Juli sedikit pulih. Namun situasi ini telah terlanjur menyebabkan beberapa tenaga penjual Hyundai di Beijing berhenti.

Kondisi ini terbilang mengancam bisnis Hyundai. Sebab China adalah pasar luar negeri Hyundai Motor yang paling penting, dengan penjualan sekitar 1,8 juta unit tahun lalu termasuk Kia.

Target Penjualan

Angka tersebut tercatat sebagai lebih dari 25% penjualan grup ini di seluruh dunia. Sebelumnya, pada awal tahun ini, Hyundai Motor menargetkan penjualan sebanyak 1,95 juta unit hingga akhir tahun.

Selain kondisi politik, pangsa pasar Hyundai juga tergerus oleh persaingan ketat dari pabrikan Jepang dan mobil premium China. Saat ini Hyundai berada pada peringkat ketiga dalam penjualan mobil di China, setelah Volkswagen dan General Motors.

Sejumlah analis mengatakan bahwa kesalahan strategi Hyundai telah berkontribusi terhadap penurunan perusahaan di China, pasar otomotif terbesar di dunia. "GM, Nissan dan Toyota meluncurkan model murah di China untuk bersaing secara efektif dengan merek lokal. Tapi, Hyundai tidak memiliki strategi seperti itu," kata Kim Pyung-mo, seorang analis di Dongbu Securities di Seoul.

Cho Chul, seorang peneliti di Institut Ekonomi Industri dan Perdagangan Korea, mengatakan bahwa Hyundai telah gagal mengikuti pasar mobil Cina yang cepat berubah.

"Penurunan tajam penjualan merek mobil Korea tidak hanya karena efek THAAD. Kami percaya ada berbagai faktor, seperti perubahan struktur pasar otomotif di China, bangkitnya produsen mobil lokal dan peningkatan daya saing Merek Jepang, "katanya.

Adapun Hyundai Motor adalah perusahaan andalan kelompok Hyundai Motor, yang dibentuk pada tahun 1998 setelah mengambil alih Kia Motors yang bangkrut setelah krisis keuangan Asia 1997. Anak perusahaan grup lainnya termasuk Hyundai Mobis, perusahaan komponen mobil, Hyundai Steel, dan Hyundai Glovis, perusahaan logistik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Muhammad Khadafi
Editor : Nancy Junita

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper