Bisnis.com, TANGERANG — PT Toyota Astra Motor (TAM) memutuskan menahan harga mobil yang diproduksi secara lokal imbas kondisi pasar domestik yang masih lesu sepanjang semester I/2024.
Marketing Director PT Toyota Astra Motor (TAM), Anton Jimmi Suwandy mengatakan perusahaan telah mempertahankan harga untuk mobil dengan penjualan tinggi dan hasil produksi lokal.
Menurutnya, kenaikan hanya terjadi pada model yang diimpor secara utuh atau completely built up (CBU) yang terimbas oleh melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
“Kenaikan hanya untuk beberapa model CBU memang tidak bisa dihindari, tapi model-model yang memang lokal dan untuk mass volume kami tahan dulu,” kata Anton di ICE BSD Tangerang dikutip Senin (22/7/2024).
Menurutnya, bukan tidak mungkin Toyota mampu mempertahankan harga produk sampai dengan akhir tahun. Namun, hal ini masih akan mempertimbangkan situasi pasar dan mencegah dari sisi pabrikan mengalami kerugian yang berdampak terhadap industri otomotif.
Adapun, harga untuk Toyota Fortuner meningkat Rp3,5 juta, Land Cruiser 300 naik Rp36,6 juta, Hiace naik Rp2,5 juta, Ace naik Rp4,6 juta, dan Voxy naik Rp6,7 juta.
Baca Juga
“Selama bisa dijaga kami akan tahan semaksimal mungkin,” tuturnya.
Di tengah pasar yang sedang lesu, Toyota berupaya untuk menghadirkan onderdil orisinil dengan harga yang lebih terjangkau melalui T-OPT. Terlebih komponen fast moving adalah bagian mobil yang masa pakainya cenderung lebih cepat, dan harus diganti secara berkala.
Beberapa komponen yang dipasarkan melalui T-OPT adalah air filter, brake pad, brake shoe, cabin air filter, oil filter, wiper blade, v-belt, dan fuel filter. Komponen tersebut tersedia untuk model-model seperti Agya, Calya, Avanza, Rush, Veloz, Vios, Innova, Yaris, dan Fortuner.
Selain untuk komponen mobil penumpang, T-OPT juga menyajikan onderdil orisinil untuk kendaraan niaga Hilux dan Hilux Rangga. Toyota juga tengah bersiap untuk meluncurkan Hilux Rangga pada tahun ini.
Diberitakan sebelumnya, pemerintah mengimbau agar para agen pemegang merek (APM) untuk menahan kenaikan harga mobil seiring kondisi pasar domestik yang sedang lesu.
Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan, penjualan mobil domestik yang lesu berkaitan dengan lemahnya daya beli dan juga melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
“Kita minta ditahan dulu untuk menaikkan harga,” katanya di sela acara GIIAS 2024, di ICE BSD Tangerang, Kamis (18/8/2024).
Di satu sisi, dia mengatakan, pemerintah juga sedang menghitung pertumbuhan penjualan dari mobil low cost green car (LCGC). Hal ini lantaran segmen tersebut merupakan program ramah lingkungan yang bisa diperluas.