Bisnis.com, JAKARTA — Pabrikan otomotif asal Korea Selatan, yakni Hyundai meminta agar pemerintah tidak menunda regulasi baru terkait dengan mobil listrik. Hal ini dinilai telah mempengaruhi konsumen dalam melakukan pembelian unit baru.
Chief Operating Officer Hyundai Motors Indonesia, Fransiscus Soerjopranoto mengatakan tidak sedikit konsumen yang menunggu kepastian dari regulasi mengenai mobil listrik seiring adanya antisipasi akan perubahan.
Terlebih lagi aturan turunan Perpres 79/2023 mengenai pembebasan bea masuk impor utuh atau completely built up (CBU) mobil listrik tidak keluar secara bersamaan.
“Konsumen semua menunggu kepastian dari regulasi seperti apa? Kalau [regulasi] mau keluar ya dalam timing yang sama saja. Kalau tidak konsumen akan lanjut wait and see atau terus menunggu apakah ada perubahan regulasi?” katanya di Jakarta, Jumat (24/5/2024).
Menurutnya, pemerintah juga harus tegas dalam menentukan sikap terkait insentif untuk mobil listrik seperti pembebasan pajak untuk mobil CBU, completely knocked down (CKD), maupun teknologi hybrid.
Perilaku konsumen lantas disebut berubah terlebih lagi saat ini banyak merek, model, hingga produk yang mulai membanjiri pasar mobil listrik di Tanah Air.
Baca Juga
Apalagi Hyundai merupakan salah satu merek pertama yang memenuhi syarat Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) minimal 40% dan mendapatkan Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) sebesar 10% melalui produk Ioniq 5.
“Masalahnya adalah karena peraturan impor CBU itu menyusul, sedangkan peraturan CKD [TKDN 40%] sudah ada sebelumnya. Hal ini yang menyebabkan konsumen berpikir apakah nanti ada regulasi tambahan?” jelasnya.
Sebelumnya, Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menemui CEO Hyundai Motor Group Euisun Chung di Korea Selatan, Senin (20/5/2024).
Dalam lawatannya, Airlangga menyampaikan bahwa Indonesia tengah mengakselerasi pengembangan kendaraan listrik (EV) melalui penyusunan peta jalan pengembangan EV, pemberian berbagai insentif, dan pengembangan ekosistem EV di Indonesia.
Sejalan dengan rencana tersebut, dirinya meminta Hyundai untuk dapat berkontribusi lebih terhadap peningkatan kapasitas lokal.
“Kami mendorong Hyundai memberikan peningkatan kapasitas bagi UMKM atau supplier lokal, atau engineer Indonesia untuk menguasai urusan EV, tidak hanya mobil, tapi mesin, serta turunannya seperti stasiun pengisian daya dan supaya Hyundai dapat lebih melibatkan pemasok lokal di daerah sekitar pabriknya,” katanya dalam keterangan resmi, Senin (20/5/2024).