Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Hyundai Tak Gentar Lawan Mobil Listrik BYD yang Lebih Murah, Ini Strateginya

Selepas pemerintah membebaskan bea masuk hingga PPnBM untuk impor utuh mobil listrik, berbagai merek anyar berdatangan termasuk BYD.
Tampilan Hyundai Ioniq 5 yang sejauh ini menjadi pemain utama pasar mobil listrik di Indonesia/Hyundai
Tampilan Hyundai Ioniq 5 yang sejauh ini menjadi pemain utama pasar mobil listrik di Indonesia/Hyundai

Bisnis.com, JAKARTA — PT Hyundai Motors Indonesia (HMID) menilai tak gentar meladeni persaingan  sengit pasar mobil listrik, seiring kehadiran merek seperti BYD yang menawarkan harga lebih rendah.

Para pemain mobil listrik China terus membanjiri pasar dengan produk mobil listrik dengan harga lebih miring. Terlebih lagi, kini pemerintah pun telah membebaskan bea masuk hingga Pajak Penjualan Barang Mewah atau PPnBM untuk produk impor utuh bagi pabrikan yang berkomitmen melakukan investasi.

Salah satunya adalah BYD. Pabrikan yang saat ini menorehkan penjualan mobil listrik terbanyak di dunia itu, hadir dengan  menawarkan harga untuk model Dolphin tipe Premium Extended dipatok Rp425 juta, sedangkan Atto 3 tipe Superior seharga Rp515 juta.

Sementara untuk model Seal tipe Premium Variant senilai Rp629 juta, dan Performance Variant Rp719 juta.

Menghadapi hal tersebut, Chief Marketing Officer of HMID, Budi Nur Mukmin mengatakan tidak semua konsumen yang membeli mobil listrik memandang harga, dan masih ada faktor lain seperti teknologi, dan layanan after-sales atau purna jual yang dipertimbangkan.

Menurutnya, Hyundai sudah memiliki beberapa keunggulan dari merek mobil listrik lain seperti jaringan dealer hingga 130 lokasi di seluruh Indonesia, layanan after-sales yang mumpuni, hingga teknologi paling mutakhir.

Adapun, teknologi yang dimaksud adalah hadirnya aplikasi MyHyundai, dan juga BlueLink sebagai platform yang menghubungkan konsumen dengan unit mobil.

“Kami tidak ada rencana pangkas harga,” katanya di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat dikutip Rabu (21/2/2024).

Selain itu, dia menyebut perang harga seolah-seolah membuat hal tersebut menjadi satu-satunya faktor yang dipertimbangkan oleh konsumen. Dia mencontohkan pada teknologi internal combustion engine (ICE) masih ada konsumen yang membeli mobil di harga Rp500 juta sampai Rp700 juta.

Hal senada diungkapkan Chief Operating Officer PT HMID Fransiscus Soerjopranoto. Dia mengatakan, Kona EV memiliki karakteristik yang sederhana dan pintar.

Selain itu, mobil listrik ini tidak mengedepankan desain layaknya mobil konvensional atau internal combustion engine pada umumnya.

Meski demikian, dia masih enggan membeberkan berapa harga yang dipatok untuk Kona EV. Di satu sisi, mobil yang akan dipasarkan ini masih berstatus impor utuh atau completely built up (CBU) unit.

Mobil listrik terbaru dari Hyundai ini pun dipastikan bakal diproduksi secara lokal dengan menggunakan baterai yang diproduksi secara lokal. Setidaknya tingkat komponen dalam negeri (TKDN) dipastikan mencapai 60%. 

“Pada IIMS 2024 kami menampilkan Kona EV dengan harga yang lebih terjangkau,” ujarnya saat peluncuran produk di JIExpo Kemayoran, Kamis (15/2/2024).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Kahfi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper