Bisnis.com, JAKARTA — Mobil listrik terbaru dari Hyundai, yakni Kona EV baru saja diperkenalkan dalam acara Indonesia International Motor Show (IIMS) 2024. Unit ini pun masih diimpor utuh dari Korea Selatan sebelum masuk tahap produksi lokal.
Chief Operating Officer PT Hyundai Motors Indonesia (HMID) Fransiscus Soerjopranoto mengatakan, merek asal Korea Selatan ini masih menunggu aturan dari Kementerian Keuangan terkait insentif mobil listrik sebelum memutuskan tahapan produksi Kona EV.
Adapun, Peraturan Menteri Keuangan No. 38/2023 yang mengatur adanya potongan pajak pertambahan nilai (PPN) atas penyerahan mobil listrik ditanggung pemerintah dari 11% menjadi 1% hanya berlaku sampai 31 Desember 2023. Aturan terbaru untuk tahun anggaran 2024 pun masih belum diterbitkan oleh bendahara negara.
“Kami sedang menunggu dan minta supaya aturan PMK cepat dikeluarkan,” ujar Fransiscus di JIExpo Kemayoran, dikutip Minggu (18/2/2024).
Dia pun menilai, baik skema completely built up (CBU) maupun completely knocked down (CKD), akan tetap menumbuhkan pasar mobil listrik di Indonesia. Hal ini lantaran perbedaan hanya terletak di besaran PPN yang berlaku.
Menurutnya, pasar otomotif Indonesia juga sudah memasuki babak baru dengan mobil listrik setelah lama berkutat dengan mobil konvensional atau internal combustion engine (ICE), serta produk low cost green car (LCGC).
Baca Juga
“Ada skema CKD dan CBU yang penting adalah bersama-sama menumbuhkan pasar mobil listrik di Indonesia,” katanya.
Hyundai juga menjamin tingkat komponen dalam negeri (TKDN) dari jajaran mobil listriknya akan mencapai setidaknya minimal 60% seiring adanya investasi untuk pembangunan baterai di Indonesia.
Investasi senilai US$3 miliar tersebut meliputi pembangunan kompleks infrastruktur terintegrasi untuk mengamankan value chain mobil listrik dalam negeri. Nantinya fasilitas ini akan meliputi pabrik sel baterai dan battery system yang masing-masing berlokasi di Karawang dan Cikarang.
Adapun, pabrik sel baterai yang dioperasikan PT HLI Green Power diperkirakan mampu memproduksi sel baterai lithium-ion berkapasitas 10 GWh per tahun untuk memenuhi kebutuhan lebih dari 150.000 unit BEV.
Selain itu, pabrik battery system yang dioperasikan Hyundai Energi Indonesia ditargetkan untuk memproduksi hingga 50.000 unit battery system assembly (BSA) per tahun. Kedua fasilitas yang akan beroperasi mulai April 2024 ini melengkapi pabrik PT Hyundai Motor Manufacturing Indonesia (HMMI).
HMMI rencananya akan menambah kapasitas produksi mobil listrik hingga 70.000 unit pada 2024. Beroperasinya tiga pabrik Hyundai di Indonesia secara serentak akan menghadirkan kendaraan listrik dengan komponen baterai buatan lokal untuk pertama kalinya.