Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Banjir Mobil Listrik China Tak Dongkrak Investasi, Ini Buktinya

Pabrikan mobil listrik China masih melakukan tes pasar, sehingga tidak mengungkit nilai investasi otomotif.
Ilustrasi kendaraan listrik. /Freepik
Ilustrasi kendaraan listrik. /Freepik

Bisnis.com, JAKARTA — Di tengah gempuran mobil listrik yang berdatangan, realisasi investasi China ke Indonesia untuk sektor otomotif nyatanya baru menyentuh Rp57,96 miliar.

Berdasarkan data Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), nilai investasi dari China mencapai US$3,69 juta atau setara Rp57,96 miliar (kurs jisdor Rp15.688).

Meski terbilang sedikit nilai investasi dari China, tetapi nilai itu tumbuh 50,16% dari US$2,46 juta atau setara Rp38,60 miliar pada 2022.

Ketua Umum I Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Jongkie Sugiarto mengatakan ada beberapa merek China yang merakit produk mobil listrik di Indonesia melalui sistem kontrak sehingga realisasi investasi terbilang minim.

Meski demikian, Gaikindo tidak terlalu ambil pusing lantaran sistem tersebut tetap membuka lapangan pekerjaan baru. Para pabrikan asal China ini disebut sedang melakukan tes pasar sebelum menanamkan modal untuk melakukan produksi lokal.

Selain itu, salah satu upaya untuk menarik lebih banyak investasi dari luar negeri adalah dengan memperkuat penjualan mobil secara domestik. Terlebih lagi penjualan sepanjang 2023 terbilang lesu dibandingkan 2022.

“Kami harus meningkatkan volume penjualan, karena ini merupakan daya tarik untuk merek baru masuk ke pasar Indonesia,” tuturnya kepada Bisnis, Senin (5/2/2024).

Salah satu merek yang menggunakan sistem kontrak tersebut adalah PT Chery Sales Indonesia (CSI) dengan menggandeng PT Handal Motor Indonesia (HMI). Alhasil nilai investasi Chery untuk produksi mobil listrik di Indonesia hanya Rp250 miliar.

Vice President PT Chery Sales Indonesia Harry Kamora sebelumnya mengatakan perusahaan akan tetap pada rencana produksi lokal dalam memasarkan mobil listrik Omoda E5. Investasi senilai Rp250 miliar juga telah dilakukan pada tahap awal perakitan.

“Saat ini Chery masih sesuai dengan rencana awal untuk memproduksi kendaraan dengan kondisi CKD [completely knocked down],” tuturnya kepada Bisnis, Rabu (13/12/2023).

Sama halnya dengan Chery, PT Neta Auto Indonesia (NETA) juga menggandeng PT Handal Indonesia Motor sehingga nilai investasi yang digelontorkan untuk produksi lokal hanya mencapai Rp230 miliar.

Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto sebelumnya mengatakan informasi dari para eksekutif perusahaan menyebut nilai investasi merek mobil listrik asal China, yakni BYD ditaksir mencapai US$1,3 miliar atau setara Rp20,33 triliun (kurs jisdor Rp15.639). 

Kapasitas produksi dari pabrik BYD disebut mencapai 150.000 unit dengan tiga model mobil listrik, yakni Dolphin, Atto3, dan Seal.

“Pemerintah terus mendorong BYD untuk dapat meningkatkan local content sehingga tentu dapat mendorong daya saing industri,” ujarnya melalui tayangan video saat peluncuran BYD, Kamis (18/1/2024).

Secara keseluruhan, realisasi investasi untuk sektor otomotif mencapai US$1,69 miliar atau Rp26,59 triliun sepanjang 2023, naik 25,91% dari US$1,34 miliar atau Rp21,12 triliun pada 2022.

Investasi paling besar masih berasal dari Jepang dengan nilai US$1,48 miliar sepanjang 2023. Disusul oleh Korea Selatan US$97,85 juta, Luxembourg US$35,87 juta, dan Hong Kong US$12,29 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Kahfi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper