Bisnis.com, JAKARTA — PT Honda Prospect Motor (HPM) masih belum menetapkan target maupun proyeksi penjualan mobil pada 2024 yang bertepatan dengan Pemilu disusul pergantian pemerintahan.
Sales & Marketing and After Sales Director PT Honda Prospect Motor Yusak Billy mengatakan merek asal Jepang itu masih memantau perkembangan pasar otomotif pada 2024. Beberapa hal yang menjadi perhatian adalah kondisi geopolitik, dan Pemilu 2024.
Menurutnya, isu geopolitik seiring terjadinya perang dari beberapa negara disebut dapat mempengaruhi perekonomian secara umum. Selain itu, permintaan suatu negara atas industri otomotif juga akan terpengaruh.
“Target kami tahun depan tentunya mempertahankan bahkan meningkatkan penetrasi di pasar otomotif,” ujarnya kepada Bisnis, Senin (11/12/2023).
Lebih lanjut, dia mengatakan langkah Bank Indonesia (BI) yang menetapkan kenaikan suku bunga menjadi 6% juga menjadi faktor penting yang mempengaruhi penjualan. Hal ini lantaran akan ada penyesuaian kredit kendaraan bermotor.
Namun, dia menyebut sejauh ini kondisi non performing loan (NPF) dari setiap lembaga pembiayaan sudah mulai berangsur membaik. Honda pun masih memantau kondisi untuk kredit kendaraan.
Baca Juga
“Selain Pemilu ada pemberian kredit kendaraan serta suku bunga yang masih tinggi. Kami akan terus kami monitor perkembangannya. [Kondisi] sudah mulai membaik seiring dengan NPF dari setiap leasing company juga berangsur membaik,” jelasnya.
Dalam Rapat Dewan Komisioner (RDK) pada awal Oktober 2023 lalu, Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro dan Lembaga Jasa Keuangan (PVML) OJK Agusman mengatakan NPF nett masih di level 0,78%.
Angka itu masih sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan NPF pada September lalu yang berada di level 0,68%.
Sementara itu NPF gross pada Oktober 2023 mencapai 2,25%, lebih tinggi 0,2% bila dibandingkan angka September 2023 yakni 2,23%.